Ada hal-hal yang tidak berubah meskipun waktu berganti dan zaman berlalu. Demikian juga kecenderungan manusia untuk menyangkal kedaulatan karunia Allah dan menganggap bahwa sekurang-kurangnya sebagian pujian atas keselamatan patut diberikan kepada dirinya sendiri. Dengan demikian, manusia merampas apa yang sebenarnya hanya layak diberikan kepada Allah. Karena kecenderungan ini tetap berada dalam pikiran manusia, maka pernyataan-pernyataan ajaran yang dibuat oleh suatu sinode yang diselenggarakan sekitar empat abad yang lalu, di suatu negara kecil di Eropa–sekalipun membosankan–tetap sangat relevan bagi orang Kristen masa kini.
Dari Tiga Rumus Keesaan yang digunakan oleh beberapa Gereja Reformasi di dunia,1 Pasal-Pasal Ajaran Dordrecht (selanjutnya disingkat PAD) menjadi yang sangat kurang disenangi. Sebenarnya, ada orang dari lingkungan Reformasi yang kadang-kadang menyuarakan kekecewaannya terhadap PAD dan menganggap dokumen ini sudah kedaluwarsa serta tidak relevan lagi bagi orang Kristen masa kini. Dalam buku ini, saya hendak menunjukkan bahwa pandangan itu sangat keliru. PAD acap kali dianggap terlalu ilmiah, dan dituduh menyelidiki lebih dalam dengan akal budi dibandingkan dengan apa yang dinyatakan Allah dalam Kitab Suci. Tetapi tuduhan itu sangat tidak adil dan tidak benar, karena PAD disusun dengan rendah hati dan dengan membatasi diri pada kesederhanaan Kitab Suci. Penyusunnya adalah para sarjana Alkitab, namun sadar akan keterbatasan mereka: mereka tahu bahwa hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan adalah bagi kita (Ul. 29:29). Bukan para penyusun PAD, melainkan golongan Arminianlah yang menghadapi Kitab Suci dengan nalar manusiawi dan berusaha mengerti dengan pikiran mereka, jalan-jalan Allah yang tidak terselami. Alih-alih bersikap sebagai murid Firman Allah yang rendah, mereka mengagungkan akal budi mereka dan memaksa Allah berlaku sesuai dengan apa yang mereka anggap patut bagi Allah.2 Dengan demikian, mereka memutarbalikkan kebenaran Kitab Suci menjadi kebinasaan mereka sendiri. Tujuan PAD adalah untuk membela ketiga prinsip Reformasi yaitu sola fide (hanya oleh iman), sola gratia (hanya oleh anugerah), dan soli Deo Gloria (segala puji hanya bagi Allah). Dua prinsip terakhir terancam karena salah tafsir golongan Arminian mengenai prinsip yang pertama sola fide (hanya oleh iman); salah tafsir itu sudah disangkal oleh Katekismus Heidelberg (p/j 61). PAD menguraikan dan membela banyak pokok ajaran Alkitab yang penting, diantaranya apa yang biasa disebut Lima Pokok Calvinisme. Mahasiswa banyak terbantu dalam mengingat kelima pokok ajaran ini dengan akronim nama bunga khas Belanda (TULIP), seperti dijelaskan di bawah ini:
Reformasi | Arminian | |
---|---|---|
T |
Total depravity (keburukan total) Manusia buruk total, tidak sanggup berbuat apa pun yang baik, dan hanya cenderung pada yang jahat saja. |
Partial depravity (keburukan sebagian) Manusia hampir seluruhnya buruk, tetapi masih ada sisa kecil yang baik di dalamnya yang memungkinkan untuk memilih mengikut Allah. |
U |
Unconditional election (pemilihan tanpa syarat) Allah tidak memilih manusia berdasarkan syarat tertentu, tetapi hanya karena kemurahan hati-Nya sendiri. |
Conditional election (pemilihan bersyarat) Allah memilih hanya mereka yang terlebih dahulu memilih percaya kepada janji-Nya. Artinya, pemilihan berdasarkan iman yang sudah tampak terlebih dahulu. |
L |
Limited atonement (penebusan terbatas) Kristus mati hanya untuk kaum pilihan: kepada mereka semua Kristus betul-betul dan dengan berhasil memberikan anugerah-Nya yang menyelamatkan. |
Unlimited atonement (penebusan tidak terbatas) Kristus mati bagi semua orang, bukan untuk orang tertentu saja. Apakah seseorang menerima atau menolak anugerah Kristus yang menyelamatkan tergantung pilihan manusia sendiri. |
I |
Invincible grace (anugerah yang tidak dapat ditolak) Allah mengerjakan kehendak-Nya dengan mendatangkan semua orang pilihan-Nya kepada-Nya, dengan penuh kuasa dan dengan pasti, sehingga semua orang pilihan-Nya sungguh-sungguh ditebus. |
Vincible grace (anugerah yang dapat ditolak) Manusia dapat memilih mengikuti atau melawan Allah. Allah hanya menawarkan keselamatan, dan terserah kepada manusia untuk menerima anugerah-Nya atau menolaknya. |
P |
Perseverance of the saints (ketekunan orang-orang kudus) Tidak mungkin orang pilihan Allah sama sekali kehilangan anugerah dan terpisah dari Kristus sehingga kehilangan keselamatan dan kemuliaan yang telah diperoleh Kristus bagi mereka. |
The saints may perish (orang-orang kudus dapat binasa) Bisa saja orang yang percaya dan yang telah dicangkokkan pada Kristus terpisah lagi dari Dia karena tidak percaya sehingga binasa untuk selamanya. |
PAD dibagi dalam lima bab, di mana bab ketiga dan keempat digabung.3 Setiap bab terdiri dari dua bagian: penjelasan ajaran Reformasi dan penjelasan serta penolakan ajaran sesat Arminian. Setiap bab dibagi dalam sejumlah pasal. Dalam buku ini, angka Romawi (misalnya I, II, III/IV, V) menunjuk ke bab, dan angka Arab (misalnya 1, 2, 3, dan seterusnya) menunjuk ke pasal. Awalan (P) menunjukkan Penolakan kelompok heresi (kelompok penentang ajaran resmi gereja, pen.) pada akhir setiap bab. Sebagai contoh, angka II, 3 berarti bab II, pasal 3; dan P III/IV, 6 menunjukkan bab III/IV, Penolakan kelompok heresi pasal 6. 3 Pemerintah Belanda, yang mempunyai pengaruh kuat pada Sinode Dordrecht, menghendaki Sinode menolak lima pokok pengajaran Remonstran. Namun, Sinode tidak melihat kemungkinan untuk menangani pasal tiga dan pasal empat secara terpisah, melihat pasal tiga berarti–dua. Itu sebabnya dalam PAD Sinode menggabung kedua pasal tersebut.