DAFTAR PUSTAKA

Dalam Bahasa Indonesia:

Baan, G.J., TULIP. Lima Pokok Calvinisme. Momentum 2009.

Boersema, J.A. dan Venema, H. (red.), Berteologi Abad XXI. Menjadi Kristen Indonesia di Tengah Masyarakat Majemuk, Literatur Perkantas 2015.

End, Th. Van den, Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme. BPK 2000.

Groen, J.P.D., Terpanggil untuk Mengakui Iman. Pembimbing ke dalam Dokumen-dokumen Pengakuan Gereja. BPK 2012.

Palmer, Edwin H., Lima Pokok Calvinisme. Momentum 2011. dalaM BaHaSa inggriS:

Custance, Arthur S., The Sovereignty of Grace. Doorway Publications 1987.

De Jong, Peter Y. (ed.), Crisis in the Reformed Churches. Essays in Commemoration of the Great Synod of Dort, 1618-1619. Reformed Fellowship 1968.

Faber, J. (dkk.), The Brides Treasure. Publication Organisation of the Free Reformed Churches of Australia, Launceston, 1979.

Kevan, E.F., The Grace of the Law, A Study in Puritan Theology. Soli Deo Gloria Publications 1993.

Lloyd-Jones, D. Martin, Joy Unspeakable. Kingsway Publications 1995.

Muller, R.A., The Priority of the Intellect in the Soteriology of Jacob Arminius, dalam Westminster Theological Journal 55, 1993, hlm. 55-72.

Nichols, J. & W., The Works of Arminius. Baker 1986.

Owen, J., A Display of Arminianism. Still Waters Revival Books, 1989.

Packer, J.I., The Thought of Richard Baxter. 1954.

Phillips, Michael, dan Pella, Judith, Daughter of Grace. Bethany House Publications, 1990.

Vreugdenhil, J., Gods Care and Continuance of His Church. Netherlands Reformed Publishing (USA) 1991. dalaM BaHaSa Belanda:

Koop, E., De Dordtse Leerregels dichterbij gebracht. Van den Berg (Kampen) 1985.

Meijering, De Dordtse Leerregels. 1924.

Bavinck, Herman, Roeping en Wedergeboorte. Zalsman (Kampen) 1903.

  • 1 Antara lain, Gereformeerde Kerken (vrijgemaakt) di Belanda, Free Reformed Churches of Australia, Canadian and American Reformed Churches, dan Gereja-gereja Reformasi di Indonesia. Tiga Rumus Keesaan adalah: Pengakuan Iman Gereja Belanda (Confessio Belgica, 1561), Katekismus Heidelberg (1563), dan Pasal-pasal Ajaran Dordrecht (1619). Terjemahan ketiga dokumen itu ada dalam Th. Van den End, Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme.
  • 2 Bdk. R.A. Muller, The Priority of the Intellect in the Soteriology of Jacob Arminius, dalam Westminster Theological Journal, 55, 1993, hlm. 55-72.
  • 4 Confessio Belgica, pasal 15, mengacu ke Pelagius.
  • 5 Bdk. PAD III/IV, 2, 10; P I, 4; P II, 3, 6; P III/IV, 7, 9; P V, 2 (di mana kekeliruan Arminianisme dibandingkan dengan kekeliruan Pelagianisme).
  • 6 Oleh beberapa orang, Caspar Coolhaes dianggap sebagai pelopor ajaran Arminian.
  • 7 Arminius mengaku bahwa dalam satu hal ia berbeda pendapat dengan teman-teman kerjanya, yaitu mengenai Confessio Belgica pasal 16. Ia menerima perumusannya, tetapi paham bahwa mereka......yang dipilih-Nya dalam Yesus Kristus menunjuk kepada orang percaya. Pandangan ini memberi kelonggaran kepadanya untuk mempertahankan pendapatnya bahwa Allah memilih manusia berdasarkan kepercayaan yang sudah tampak terlebih dahulu. Dari karangan-karangannya jelas bahwa ada banyak hal lain dalam kedua dokumen pengakuan yang diakui oleh Gereja-gereja Reformasi di Belanda pada saat itu yang tidak disetujuinya, misalnya pasal 15 CB mengenai dosa turunan, pasal 22 dan 23 CB, dan KH minggu 23, mengenai penerimaan kebenaran Kristus melalui iman.
  • 8 Gomarus bersikukuh membela posisi Supralapsarisme mengenai urutan keputusan-keputusan Allah. Ada orang yang berpendapat bahwa Supralapsarisme membuat Allah menjadi pencipta dosa, tetapi Gomarus dengan kuat menolak kritik itu. Mengenai Infralapsarisme dan Supralapsarisme, bandingkanlah Berteologi Abad XXI, hal. 204-205.
  • 9 Sekarang ini nama Holland sering dipakai untuk keseluruhan negeri Belanda. Tetapi sebenarnya Holland adalah nama salah satu provinsi di Belanda. Pada zaman itu ada tujuh provinsi, yaitu: Holland, Zeeland, Utrecht, Gelderland, Groningen, Friesland, dan Overijssel. Pada tahum 1579 ketujuh provinsi ini membentuk suatu republik merdeka dari Spanyol (Perserikatan Utrecht). Pangeran Willem van Oranje, yang pada saat itu menjabat gubernur provinsi Holland dan Zeeland, diangkat menjadi kepala perserikatan ini. Sesudah Willem dibunuh atas dorongan raja Filips II dari Spanyol pada tahun 1584, putranya Maurits menggantinya.
  • 10 Dewan Provinsi Holland (Staten van Holland) adalah Pemerintah Provinsi Holland. Pemerintah Nasional atau Serikat, disebut Dewan Umum (Staten Generaal van de Nederlanden).
  • 11 Remonstransi berarti protes atau keluhan. Orang Arminian juga dikenal dengan sebutan orang Remonstran.
  • 12 Kutipan ini diambil dari J. Vreugdenhil, Gods Care and Continuance of His Church (Perlindungan Tuhan dan kelangsungan Gereja-Nya), terbitan Netherlands Reformed Publishing (USA), 1991, jilid 3, hal. 167.
  • 13 Sinode merumuskan pandangan-pandangan Arminian dan memasukkannya dalam Penolakan Ajaran Sesat yang dilampirkan dan dibantah pada akhir setiap bab PAD.
  • 14 Erastus, yang berasal dari Swiss, adalah seorang dokter yang mengajar di Universitas Heidelberg, dan dokter pribadi Frederik II, Raja Palz 1544-1556 (salah satu negara bagian dalam Kekaisaran Suci Romawi pada era Reformasi; daerah asal Katekismus Heidelberg; kini termasuk Jerman). Dia adalah penyokong Ulrich Zwingli yang berbeda pandangan dengan John Calvin. Pada tahun 1568 ia merumuskan 75 dalil mengenai pemerintahan gereja. Ketika terjadi perselisihan antara orang-orang Arminian dan orang-orang Reformasi, Pemerintah Provinsi Holland memberlakukan tata gereja yang sesuai dengan pandangan Erastus.
  • 15 Tata cara-tata cara ini, bersama dengan dokumen-dokumen lain yang dihasilkan Sinode Dordrecht (dan sejumlah dokumen lain), diterjemahkan oleh dr. Van den End, dan diterbitkan dalam Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
  • 16 Confessio Belgica, pasal 17.
  • 17 Bdk. Remonstransi, pasal 2.
  • 18 Kita juga akan membahas hal ini pada Bab III/IV, pasal 7. Yang menarik adalah bahwa orang Arminian berusaha membalas alasan yang tadi dikemukakan itu dengan menyatakan bahwa orang yang tidak menerima Injil pun dapat mempergunakan terang kodrati untuk memperoleh pengenalan yang menyelamatkan mengenai Allah, sehingga mereka dapat diselamatkan tanpa mengenai Kitab Suci. Lebih lanjut dalam buku ini kita akan melihat bahwa terang kodrati yang ditinggalkan Allah sebagai kesaksian mengenai diri-Nya itu tidak cukup untuk membuat orang menjadi percaya. Kesaksian mengenai Allah di dalam ciptaan hanya membuat manusia tidak dapat berdalih di hadapan Allah (lih. Rm. 1:20). Pokok ini akan dibahas lebih lanjut pada III/IV, 4 dan Penolakan III/IV,5.
  • 19 Bdk. Remonstransi, pasal 1.
  • 20 Pembahasan yang lebih lanjut mengenai kerusakan manusia dan ketidakmampuannya untuk menjadi percaya dari dirinya sendiri, dalam bab III/IV, 1-4.
  • 21 Perhatikanlah perumusannya dalam pasal ini. Keputusan Allah tidak membawa orang pada ketidakpercayaan, tetapi membiarkan manusia dalam ketidakpercayaan mereka. Allah bukanlah penyebab ketidakpercayaan, tetapi Dia adalah penyebab sejumlah orang yang dibiarkan dalam ketidakpercayaan mereka. Dengan melakukan itu Allah benar-benar berlaku adil. Allah tidak akan berbuat tidak adil, seandainya Dia telah membiarkan segenap umat manusia dalam ketidakpercayaan mereka (bdk. I, 15). Hal ini akan dibahas lebih dalam pada pasal I, 15.
  • 22 Mengenai Infralapsarisme dan Supralapsarisme, bdk. Berteologi Abad XXI, hal. 204-205.
  • 23 Bab I, 10 dan P I, 3 menerangkan lebih dalam pandangan orang-orang Arminian bahwa pemilihan Allah adalah pemilihan syarat baru.
  • 24 Keterangan lebih jauh mengenai hubungan antara iman dan pemilihan diberikan dalam I, 9.
  • 25 Keterangan lebih jauh mengenai hubungan antara pemilihan dan kekudusan diberikan dalam I, 9 dan P I, 4.
  • 26 Orang-orang Arminian tidak membantah bahwa hal pertama dalam sejarah adalah pemilihan Allah, tetapi mereka mengatakan bahwa dalam pertimbangan-Nya, hal pertama adalah bahwa Allah sebelumnya melihat iman dan kekudusan orang, baru sesudah itu Dia memilih orang itu berdasarkan sifat-sifat tersebut. Artinya, dalam sejarah terjadinya, pemilihan adalah hal pertama, dan kemudian iman dan kekudusan. Tetapi secara logika, urutannya adalah iman dan kekudusan lebih dulu, baru kemudian pemilihan.
  • 27 Bdk. hlm. 35
  • 28 Memang ada beberapa tempat di dalam Alkitab yang rupanya bertentangan dengan ucapan ini (mis. Kel. 32:10-14, Yun. 3:10, dll.). Bdk. Berteologi Abad XXI, hal. 164-166.
  • 29 Dalil D, 8.
  • 30 Pemeteraian dengan Roh Kudus akan dibahas pada pasal V, 8.
  • 31 Bdk. dalil D, 8 dalam keterangan yang diserahkan orang-orang Arminian kepada Sinode Dordrecht (dan yang dikutip di atas pada pasal 12).
  • 32 Misalnya Mat. 11:21 dst.; 24:24; Mrk. 4:11 dst.; Yoh. 6:39; 10:14, 27; 15:16; 17:6; Kis. 13:48; Rm. 8:30; 9:11-13; 1Kor. 4:7; Ef. 1:4-6, 19; 2:8-10; Flp. 2:13; 2Tim. 1:9.
  • 33 Kami mengatakan bahwa dilihat dari sudut pandang Allah, manusia telah jatuh ke dalam dosa, karena kami mengakui bahwa keputusan Allah mengenai pemilihan dan penolakan diambil-Nya sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, menurut urutan waktu. Allah memilih dan menolak orang sebelum dunia dijadikan, tetapi Dia mengambil keputusan-Nya itu karena Dia tahu dengan pasti bahwa manusia akan jatuh ke dalam dosa. Artinya, keputusan predestinasi itu mengenai orang yang telah jatuh ke dalam dosa (bdk. Berteologi Abad XXI, hal. 204-205 mengenai Infra/Supralapsarisme).
  • 34 Kita tidak boleh menyimpulkan dari ayat ini bahwa ketika Allah menolak Esau, Dia menolak orang yang tidak bersalah. Sudah dari saat konsepsi, baik Yakub maupun Esau mewarisi kesalahan dan kerusakan yang disebabkan oleh dosa pertama. Kalau Paulus mengatakan bahwa mereka belum melakukan hal yang baik maupun yang jahat, maksudnya adalah bahwa mereka sendiri belum melakukan satu dosa pun, karena mereka belum lahir. Dari ayat ini kita belajar bahwa pemilihan dan penolakan tidak berdasarkan sesuatu yang kita lakukan, entah itu baik atau jahat, tetapi semata-mata berdasarkan perkenan Allah yang sama sekali bebas dan berdaulat.
  • 35 Bdk. PAD, I,12.
  • 36 Bdk. PAD, I,12.
  • 37 Kutipan dari Tata cara pelayanan baptisan Kudus kepada anak-anak (naskah di dalam Van den End, Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme, hal. 458 dst.)
  • 38 PAD I, 12.
  • 39 Kata (bertobat) dalam pasal ini tidak mengenai pertobatan pertama, pada waktu dasar kehidupan baru ditanam dalam batin manusia,, hatinya yang keras dilunakkan, pikirannya diterangi, dan kehendaknya dihidupkan (bdk. III/IV, 11). Di sini kata itu mengenai pertobatan yang dilakukan terus-menerus. Bahwa maksudnya menjadi jelas dari sikap-sikap orang itu menurut penjelasan yang diberikan dalam pasal ini. Karena hanya orang yang telah dilahirkan kembali sungguh mau berkenan kepada-Nya dan diselamatkan dari tabiat yang lama yang melekat pada mereka. Hanya mereka yang telah bertobat menjadi percaya kepada Allah akan berusaha untuk menjadi saleh dengan sempurna, seperti dilakukan oleh orang-orang ini.
  • 40 Dalam perumusan pandangan-pandangan mereka yang diajukan kepada Sidang Sinode Dordrecht, orang-orang Arminian memberi suatu pernyataan yang kedengarannya selaras dengan apa yang diakui oleh orang Reformasi. Tetapi waktu mereka membahas pernyataan itu, menjadi jelas bahwa pandangan mereka sebenarnya salah, karena apa yang dengan tepat mereka ajarkan mengenai anak-anak dari orang tua yang percaya, mereka juga mengajarkan mengenai anak-anak dari orang tua yang tidak percaya. Hal itu dapat dilihat dengan jelas dalam Akta Sinode Dordrecht.
  • 41 Bdk. Pembelaan Arminius Terhadap ke-31 Pasal Teologi, terjemahan Inggris terdapat dalam The Works of Arminius, J. & W. Nichols, Baker, 1986, II, 10-11.
  • 42 Di antara orang Reformasi, ada berbagai pendapat mengenai keselamatan anak-anak perjanjian yang meninggal pada waktu mereka masih kanak-kanak. Menurut Dr. H. Bavinck, kebanyakan orang cenderung percaya bahwa semua anak-anak perjanjian yang meninggal sebelum mencapai usia dewasa termasuk orang-orang yang dipilih. Banyak ahli teologi dari era Reformasi yakin mengenai keselamatan anak-anak perjanjian yang meninggal waktu mereka masih muda, tetapi ada beberapa yang lain, di antaranya Voetius, Beza, Petrus Martyr, dan Hieronymus Zanchius, yang meragukan apakah kita dapat dengan pasti mengatakan bahwa setiap anak perjanjian yang meninggal di waktu masih kecil akan selamat. Delegasi-delegasi yang hadir di Sinode Dordrecht juga memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai hal ini.

  • 43 Mazmur 9:4, 10, dikutip dari Mazmur dan Kidung Jemaat, Cetakan ke-5, diterbitkan oleh Yayasan Musik Gereja, Jakarta, 1998
  • 44 Dalam bahasa Inggris, kata mercy dan grace memiliki arti yang hampir sama, namun ada perbedaannya juga. Mercy adalah kebaikan dan pertolongan yang diberikan kepada orang yang tidak pernah berbuat apa-apa yang menyebabkan mereka pantas menerima kebaikan dan pertolongan itu, sedangkan grace adalah kebaikan dan pertolongan yang diberikan kepada orang yang pernah buat sesuatu yang menyebabkan mereka tidak layak menerima kebaikan dan pertolongan itu. Misalnya, mercy adalah belas kasih yang ditunjukkan ketika sesuatu yang baik diberikan kepada orang yang miskin, walaupun dia tidak pernah buat sesuatu yang baik yang membuatnya pantas menerima kebaikan itu (dan juga tidak pernah berbuat sesuatu yang jahat yang menyebabkan dia tidak layak menerimanya). Sedangkan grace ditunjukkan kalau sesuatu yang baik dilakukan pada seorang musuh, meskipun ia pernah berbuat sesuatu yang jahat yang menyebabkan ia tidak layak menerima sesuatu yang baik.
  • 45 Bdk. penguraian pada Bab I pasal 1 mengenai Adam dan Kristus sebagai Kepala atau Wakil.
  • 46 Pada Konferensi di Den Haag, kaum Arminian mengajukan pandangan bahwa Kristus tidak mati mengganti orang pilihan, tetapi hanya untuk kepentingan mereka (Dikutip
  • 47 Bdk. J.I. Packer, The Thought of Richard Baxter, 1954, hal. 303-305, dan E.F. Kevan, The Grace of the Law, A Study in Puritan Theology, Soli Deo Gloria Publications, 1993, hal. 67-68.
  • 48 Bdk. Katekismus Heidelberg p/j 61.
  • 49 Sama seperti beberapa ayat lain, seperti 2 Korintus 5:14-15 dan 1 Timotius 2:1-6, ayat ini rupanya mengajar bahwa jasa-jasa kematian Kristus diberikan kepada semua orang, artinya, bahwa semua orang diselamatkan dalam Kristus. Ayat-ayat ini akan dijelaskan lebih jauh dalam Lampiran A.
  • 50 Wahyu 7.
  • 51 Bdk. Penolakan II, 6 dan pembahasannya pada pasal II,7.
  • 52 Bdk. pembahasan Bab II, pasal 3 dan 4.
  • 53 Bdk. pembahasan Penolakan II, 5 pada II, 2.
  • 54 Perlu kita sadari bahwa kaum Arminian tidak percaya bahwa Kristus melunasi dosa manusia, atau bahwa Kristus memperoleh kebenaran untuk manusia. Sebenarnya mereka percaya bahwa Kristus telah menurunkan untuk semua orang harga yang perlu dibayar agar manusia dapat memperoleh pengampunan, yaitu dari kematian yang kekal menjadi pertobatan, dan harga untuk manusia dapat memperoleh kebenaran, dari ketaatan yang sempurna menjadi percaya. Bandingkanlah pembahasan pada II, 2 dan Penolakan II, 3-4.
  • 55 Bdk. pembahasan Penolakan III/IV, 6.
  • 56 Ajaran Arminian mengenai kehendak bebas dijelaskan pada Penolakan III/IV, 2-3
  • 57 Dikutip melalui Owen, o.c.
  • 58 Dapat dipertanyakan mengapa PAD mengutip tulisan manusia dalam perdebatan mereka dengan kaum Arminian. Tetapi perlu kita ingat bahwa kaum Arminian adalah anggota Gereja-gereja Reformasi di Belanda. Jadi, Pengakuan Iman Belanda juga adalah pengakuan mereka. Dengan merujuk kepada Pengakuan Iman Belanda, PAD menunjukkan bahwa kaum Arminian sebenarnya menyangkal apa yang mereka sendiri telah akui.
  • 59 Johannes Corvinus, dikutip melalui Owen, o.c. hal. 83 dan seterusnya.
  • 60 Arminius, dikutip melalui Owen, o.c. hal. 84.
  • 61 Bdk. Meijering, De Dordtsche Leerregels, 1924, hal. 147 dan seterusnya. Selain itu dalam The Brides Treasure, 1979, hal. 77.
  • 62 Johannes Gesteranus dan Petrus Gesteranus; Acta, hal. 289 dst. (juga dalam Owen, o.c.).
  • 64 Keterangan lebih mengenai dosa turunan dalan Berteologi Abad XXI, 456-458, 491-492.
  • 65 Owen, hal. 72, kutipan dari Apologi kaum Remonstran.
  • 66 Owen, hal. 75.
  • 68 Kaum Arminian percaya bahwa dengan memanfaatkan terang kodrati dan karunia-karunia yang masih ada padanya, manusia sanggup menjadikan diri mereka layak menerima Injil, dan melalui Injil itu memperoleh iman. Pandangan itu sudah ditolak sebelumnya (bdk. Penolakan I, 9, dan pembahasan pada hal. 27).
  • 69 Selain memberikan Hukum Perjanjian-Nya di Gunung Sinai (memang mengandung tuntutan Allah kepada manusia sebagai rekan perjanjian-Nya), Allah juga memberikan hukum-hukum sosial yang mengatur kehidupan bangsa Israel sebagai bangsa Allah, dan peraturan-peraturan upacara persembahan yang mengatur ibadah pada zaman Perjanjian Lama.
  • 70 Bdk. III/IV, 1, Penolakan III/IV, 3
  • 71 Bdk. Owen, hal. 125.
  • 72 Dikutip melalui E. Koop, De Dordtse Leerregels dichterbij gebracht, hal. 109.
  • 74 Bdk. Owen, hal. 126.
  • 75 Johannes Corvinus dalam sebuah surat kepada Petrus Molinaeus; kutipan melalui Owen, hal. 125.
  • 76 Arthur S. Custance, The Sovereignty of Grace, Doorway Publications, 1987, hal. 157.
  • 78 Bdk. II, 3, 4.
  • 79 Penjelasan lebih rinci mengenai Penolakan, bdk. keterangan pada I,15.
  • 80 Penjelasan lebih dalam mengenai Ibrani 6:4-6, bdk. pada V,6.
  • 81 Pada Penolakan V,7 PAD menjelaskan bahwa iman yang sementara ini sebenarnya bukan iman yang benar.
  • 82 Bdk. III/IV 1 tentang ajaran yang keliru mengenai kehendak bebas.
  • 83 Dikutip melalui Owen, hal. 118.
  • 84 Dikutip melalui Owen, hal. 118.
  • 85 Dikutip melalui Owen, hal. 124.
  • 86 Dikutip melalui Owen, hal. 122.
  • 87 Michael Phillips dan Judith Pella, Daughter of Grace (The Journals of Corrie Belle Holister,
  • 88 Mat. 19:28, Kata Yesus kepada mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali (bhs. Yunani: kelahiran kembali), apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
  • 89 Ada yang berpendapat bahwa pemberian yang disebut Paulus itu bukan iman. Lihat lampiran B untuk pembahasan mengenai tafsiran ayat ini.
  • 90 Dikutip melalui Owen, hal. 118.
  • 91 Dikutip melalui Owen, hal. 118.
  • 92 Dikutip melalui Owen, hal. 124.
  • 93 Dikutip melalui Owen, hal. 122.
  • 94 Bdk. pembahasan mengenai panggilan (umum) dan panggilan yang menghasilkan iman, pada pasal 14 di atas.
  • 95 Herman Bavinck, dalam Roeping en wedergeboorte, 1903, hal. 224.
  • 96 Kata yang dipakai dalam bahasa Latin berarti berkuasa sebagai raja, memerintah, mendominasi.
  • 97 Bdk. Penolakan III/IV, 7-8, dan penjelasannya di atas.
  • 98 Diterjemahkan dari: James Arminius, The Works of James Arminius, jilid 2, Baker 1986, hal.
  • 99 Penolakan III/IV, 9, dan pembahasannya di atas.
  • 100 Penolakan III/IV, 6, dan pembahasannya di atas.
  • 101 Bdk. pembahasan mengenai meterai Roh Kudus di atas pada III/IV, 14.
  • 102 Kata (menarik) dalam ayat ini menunjuk kepada kekuatan yang berdaulat yang dipakai oleh Kristus untuk membawa masuk semua orang yang dipilih oleh Bapa dan yang diberikan-Nya kepada Kristus. Kata yang sama juga dipakai dalam Kis. 21:30, rakyat datang berkerumun, lalu menangkap Paulus dan menyeretnya keluar dari Bait Allah. Di dalam Yoh. 21:6, kata itu menunjuk kepada tenaga yang dikerahkan murid-murid Yesus untuk menghela jala yang penuh dengan ikan. Yakobus juga memakai kata itu waktu ia berbicara mengenai orang kaya yang menyeret orang miskin ke pengadilan (lih. Yak. 2:6).
  • 103 Gelang-gelang yang ditiup yang membantu untuk tetap mengapung dan tidak tenggelam.
  • 104 Kitab Suci memberikan contoh yang sangat jelas mengenai hal ini. Anak-anak Yakub menjual Yusuf, saudara mereka, sebagai budak. Allah membiarkan hal ini terjadi karena akhirnya perbuatan yang jahat itu akan menimbulkan hal yang baik, seperti di kemudian hari diakui Yusuf. Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar (Kej. 50:20).
  • 105 Ayat ini, dalam bahasa Yunani tidak menggunakan kata yang menuntut kemungkinan
  • 107 Maksud Yohanes mengatakan bahwa orang yang telah dilahirkan kembali tidak dapat berbuat dosa, adalah orang itu tidak terus berbuat dosa. Kata kerja yang dipakai dalam naskah aslinya dalam bahasa Yunani berarti: tidak terus berdosa. BIS: ia tidak dapat terus-menerus
  • 109 Bdk. hal. 222; di sana ayat-ayat berikut dikutip secara lengkap: Mzm. 125:1; 138:7,8; Yer.
  • 110 Bdk. pembahasan mengenai keputusan pemilihan Allah yang tidak berubah, di I, 12.
  • 111 Bdk. pembahasan mengenai panggilan yang tidak tergagalkan pada III/IV, 14.
  • 112 Bdk. hal. 118
  • 113 Dalam pasal 11, PAD akan membahas lebih dalam masalah kurangnya keyakinan itu.
  • 114 Bdk. pembahasan III/IV, 17.
  • 115 Jangan keliru menyamakan istilah penyataan (khusus) yang dipakai oleh kaum Arminian, dengan istilah yang sama yang kini dipakai banyak orang bagi penyataan Allah di dalam Kitab Suci, untuk membedakannya dari penyataan Allah yang (umum) dalam penciptaan (Bdk. Confesio Belgica pasal 2. Di sana hal itu diakui, walaupun kata (khusus) atau (umum) tidak digunakan dalam pasal itu). Tetapi kaum Arminian menggunakan istilah penyataan khusus tidak untuk menunjuk kepada Kitab Suci, tetapi untuk menunjuk ke suatu penyataan pribadi yang diterima oleh seseorang dari Roh Kudus atau melalui malaikat-malaikat.
  • 116 Kaum Arminian tidak berbicara mengenai kepastian akan pemeliharaan Allah, melainkan mengenai kepastian akan ketekunan orang-orang percaya. Sebab mereka yakin bahwa semuanya itu tetap bergantung pada manusia yang memilih sendiri, bukan pada Allah yang memilih, apakah orang yang percaya itu bertekun dalam iman atau tidak. Menurut kaum Arminian, bukan Allah yang memeliharanya sehingga ia bertekun, melainkan manusia sendiri yang bertekun dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki semua orang. Berarti, penyataan khusus dari Allah, yang disebut oleh kaum Arminian, adalah penyataan yang berdasarkan prapengetahuan Allah mengenai apa yang akan manusia lakukan (yaitu bertekun dalam iman), dan bukan berdasarkan penetapan Allah sejak kekal mengenai apa yang akan Dia lakukan terhadap orang pilihan-Nya (yaitu memelihara mereka dalam iman).
  • 117 Sebenarnya kaum Arminian menyangsikan nilainya kepastian semacam itu, seperti akan kita melihat pada pembahasan pasal-pasal berikut.
  • 118 Istilah salah satu penyataan khusus yang dipakai PAD menunjukkan bahwa mereka tidak mengakui bahwa penyataan khusus itu berasal dari Allah. Ajaran Reformasi selalu menghubungkan penyataan Allah dengan penebusan yang dikerjakan-Nya, dan mempertahankan bahwa setelah Kristus telah menyelesaikan penebusan itu, Allah tidak memberikan penyataan-penyataan yang baru lagi. Bahwa penebusan dan penyataan-penyataan yang diberikan Allah saling berhu bungan erat, menjadi jelas dari surat Ibrani, yang dibuka dengan mengatakan bahwa Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dengan berbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi, maka pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya (Ibr. 1:1-2). Selanjutnya, penulis surat Ibrani menguraikan penebusan yang diperoleh Kristus sebagai Imam Besar. Dengan jelas ia menyatakan bahwa penebusan yang dikerjakan Kristus telah tuntas. Ia menjelaskan bahwa Kristus tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk
  • 119 Bdk. Confessio Belgica, pasal 29, yang memberikan gambaran yang serupa mengenai ciri-ciri orang Kristen.
  • 120 Kami menggunakan kata hati nurani sebagai terjemahan dari apa yang dikatakan Paulus mengenai roh manusia yang ada di dalam dirinya (bdk. 1Kor. 2:11), yang mempersalahkannya atau memaafkannya di hadapan Allah (bdk. 2Kor. 1:12). Meskipun kata ini bukan padanan kata yang tepat, namun menurut kami, dibandingkan dengan kata-kata lain, kata ini lebih baik untuk menyampaikan apa yang dimaksud Paulus. Menurut kami, Paulus menggunakan kata (roh) sebagai permainan kata berkenaan dengan Roh Kudus.
  • 121 D. Martin Lloyd-Jones, Joy Unspeakable, Kingsway Publications, 1995, hal. 310-317.
  • 122 Bandingkanlah pembahasan pemeteraian dengan Roh Kudus pada II/IV,14.
  • 123 Katekismus Heidelberg, p/j 21.
  • 124 (Ketidakacuhan) berarti bahwa orang itu puas dengan keadaan dirinya. Ia tidak lagi merasa perlu dan tidak lagi ingin memperbaiki dirinya. Orang itu menganggap dirinya tidak dapat dibantah dan tidak dapat disentuh dan tidak mempan atas ancaman-ancaman musuhnya.
  • 125 Bdk. V, 5.
  • 126 Kalimat mengikuti jalan-jalan Tuhan dengan saksama. Jalan-jalan itu telah dipersiapkan sebelumnya kemungkinan besar mengacu kepada surat Paulus kepada jemaat di Efesus, yang di dalamnya Paulus mengatakan bahwa kita diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya (Ef. 2:10). Kata hidup yang dipakai Paulus dalam ayat itu, secara harfiah berarti berjalan. Karena Paulus berbicara mengenai berjalan, maka PAD memandang pekerjaan baik yang disebut Paulus sebagai jalan-jalan yang perlu kita ikuti. Perbedaan antara PAD dan apa yang dikatakan Paulus tidak begitu besar, karena pekerjaan baik menunjukkan perbuatan yang dilakukan dalam taat pada hukum Allah, sedangkan jalan-jalan menunjukkan jalan ketaatan yang dijelaskan dalam hukum Allah.
  • 127 Lihatlah misalnya ayat-ayat yang dikutip dalam keterangan pada III/IV,14.
  • 128 Dikutip dalam terjemahan dalam Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme, hal. 91-93.
  • 129 Aliran filsafat Yunani dan Romawi (sekitar 300 sM “200 M), yang menganjurkan manusia menyesuaikan kehendaknya dengan Takdir yang telah ditetapkan oleh hukum alam.
  • 130 Seorang Persia, hidup dalam abad ke-3 M, pendiri agama Manikheisme. 131 Orang yang memandang rendah materi, dan yang karena itu berpendapat bahwa manusia tidak perlu menaati hukum yang mengatur kehidupan jasmani, seksualitas, dan sebagainya.
  • 132 Ada penafsir (a.l. P. Barnett, The Message of 2 Corinthians, InterVarsity Press, 1988) yang membela bahwa kata semua dapat dipakai dengan arti yang berbeda dalam kalimat yang sama. Mereka menunjuk kepada beberapa ayat Kitab Suci, misalnya Roma 5:18, Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. juga dalam 1 Korintus 15:22, Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Jelas bahwa semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam. Tetapi sudah nyata bahwa bukan semua orang akan dihidupkan kembali dengan Kristus. Hal itu membuktikan, menurut para penafsir tersebut, bahwa kata semua dapat berarti hal-hal yang berbeda, juga dalam kalimat-kalimat yang sejajar seperti dalam ayat yang sedang kita pelajari. Tetapi, dalam ayat-ayat ini, kata semua sebenarnya tidak dipakai dengan arti yang berbeda. Baik dalam Roma 5 maupun dalam 1 Korintus 15, Paulus berbicara mengenai perwakilan yuridis manusia, pertama oleh Adam, kedua oleh Kristus. Maksudnya untuk menjelaskan bahwa tiap-tiap orang yang diwakili oleh Adam mati, sedangkan dengan cara yang sama tiap-tiap orang yang diwakili oleh Kristus akan dihidupkan kembali.

  • 134 Dalam surat-surat itu istilah Juru Selamat dipakai enam kali untuk menunjuk kepada Allah (bdk. 1Tim. 1:1, 2:3, 4:10; Tit. 1:3, 2:10, 3:4), sedangkan hanya dua kali untuk menunjuk kepada Kristus (bdk. Tit. 1:4, 2:13).
  • 135 William Hendriksen, op.c., hal. 156.
  • 136 William Hendriksen, Op.c., hal. 156.
  • 137 Gordon H. Clark, A Commentary in First and Second Peter (New Heavens, New Earth),

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    Arthur van Delden
  3. ISBN:
    978-602-0904-34-4
  4. Copyright:
    © Pro Ecclesia Publishers, 2004, 2016
  5. Penerbit:
    Literatur Perkantas