Periode Raja-raja dalam Sejarah Penyelamatan
Di dalam bab 6, kita sudah mengetahui bahwa Allah menghukum umatNya melalui pembuangan. Tetapi, hukuman ini hanya bersifat sementara. Pada tahun 539 SM, yakni ketika Sirus, raja Persia menduduki Babel, ia mengizinkan orang-orang Yahudi untuk kembali ke tanah mereka. Maka pada tahun 538, sebagian umat kembali ke Yerusalem dan Yehuda. Sekitar 80 tahun kemudian, setelah generasi pertama, masih ada generasi yang kembali dari Babel ke Yerusalem di bawah pimpinan Ezra. Empat belas tahun kemudian, Nehemia datang ke Yerusalem setelah raja Persia mengangkat dia menjadi gubernur atas Yehuda.
Pembuangan akan berlangsung selama 70 tahun, seperti yang telah disampaikan Allah melalui Yeremia. Tetapi, bagaimana kita bisa berbicara tentang 70 tahun, jika umat pergi ke pembuangan pada waktu yang berbeda-beda (597 dan 586), sekaligus kembali pada waktu yang berbeda-beda (538 dan 458) pula? Yang menonjol adalah bahwa periode antara pemusnahan Bait Suci hingga penahbisan Bait Suci yang baru persis mencapai 70 tahun. Jadi, 70 tahun lamanya Allah tidak berdiam di tengah-tengah umat-Nya. ”Pembuangan” secara khusus mencerminkan kenyataan tersebut. Namun, tidak semua orang Israel memanfaatkan izin untuk kembali ke tanah mereka. Sebagian besar memilih untuk menetap di Babel. Salah satunya yakni Daniel, yang tidak hanya melayani rajaraja Babel, tetapi di kemudian hari juga melayani raja-raja Persia. Contoh lainnya yakni Ester, seorang gadis Yahudi, yang 60 tahun setelah generasi pertama kembali, dipilih Raja Ahasyweros untuk menjadi ratu Persia. Dengan demikian, Ester diberikan kesempatan untuk menyelamatkan bangsanya.
Jadi, kita melihat dalam kurun waktu tersebut suatu perubahan besar bagi umat Allah. Dari suatu bangsa yang hidup dan tinggal di tanah tertentu, ke keadaan di mana mereka hidup tersebar di antara bangsabangsa. Hal yang mencolok adalah kita tidak membaca sedikit pun mengenai penolakan Allah akan situasi di mana banyak orang tidak kembali ke tanah perjanjian.
Maka di dalam bab ini kita akan fokus pada: pertama, sejarahorang-orang Yahudi yang tinggal di Babel (Daniel, Ester), dan setelah itu, kita fokus kepada mereka yang kembali ke Yudea dan Yerusalem (Ezra, Nehemia).
Kitab Daniel terdiri dari bagian sejarah (Dan 1‒6) dan penglihatan (Dan 7‒12). Di dalam bagian sejarah, kita melihat bagaimana Allah tetap menyertai umat-Nya di dalam pembuangan. Meskipun umat-Nya terus-menerus mengalami penindasan dari pihak musuh-musuh Allah, tetapi Ia mengusahakan supaya firman-Nya terdengar juga di Babel. Karena Daniel dan teman-temannya tetap setia kepada Allah, Ia pun meninggikan mereka. Dan pada saat yang sama, Ia merendahkan Raja Nebukadnezar dan Raja Belsyazar yang congkak, yang berpikir bahwa merekalah yang paling berkuasa di dunia (lih Dan 4 dan 5).
Tidak heran jika Kitab Daniel mengandung pesan yang terus menguatkan umat Allah yang sangat menderita di bawah penindasan kerajaan-kerajaan yang berkuasa pada waktu itu, termasuk saat setelah pembuangan.
Dalam hal ini, kita harus membaca Kitab Daniel dari perspektif peperangan antara perempuan dan ular, serta antara Yerusalem dan Babel:
– mengubah nama mereka (identitas mereka [lih Dan 1:6-7]);
– membuat mereka belajar semua budaya dan bahasa Babel (lih Dan 1:4-5);
– mencoba memaksa mereka untuk menyembah patungnya (lih Dan 3).
Dengan kata lain, godaan untuk menyesuaikan diri dengan budaya dan agama Babel sangat besar bagi Daniel dan teman-temannya.
Kita dapat membandingkan situasi Daniel dengan situasi orang-orang Kristen masa kini:
Situasi Daniel | Situasi Masa Kini |
---|---|
Babel sangat berkuasa. Babel merupakan sebuah kota yang perkembangan dan kemajuannya lebih hebat dari Kota Yerusalem. Babel juga simbol kekuasaan, kemakmuran, dan ilmu pengetahuan. | Dunia pun mempunyai kekuasaan. Bahkan, apa yang dilakukan dunia sering kali terlihat lebih kuat dan berdampak daripada yang dilakukan oleh gereja. |
Kota Yerusalem dimusnahkan sampai tidak ada yang tersisa. Bait Suci dirobohkan; kota pun menjadi reruntuhan. | Bisa saja seolah-olah gereja tidak berarti. Lalu apa arti kedatangan Kerajaan Allah? Di mana realisasinya? |
Babel berusaha memengaruhi orang Israel dan ingin mengubah mereka menjadi orang-orang yang menyerahkan diri pada Babel dan budayanya. | Dunia selalu memengaruhi orang-orang Kristen dan mencoba mereka, sehingga mereka menyerah dan menyesuaikan diri dengan kehidupan duniawi. |
Daniel dan teman-temannya tetap setia. Karena itu, Allah memberkati mereka. | Orang-orang Kristen yang setia juga diberkati oleh Allah. |
Nebukadnezar mati dan Babel jatuh. Daniel hidup sampai Koresh, yang membiarkan umat Allah pulang ke Yerusalem, menjadi raja (lih Dan 1:21). | Iblis dan dunia akan kehilangan kekuasaannya; sementara orang-orang Kristen yang tetap setia akan melihat Yerusalem baru yang akan turun dari surga (bnd Why 17-22). |
Kerajaan-kerajaan
Kitab Daniel secara keseluruhan bertujuan untuk memberikan semangat kepada umat Allah yang sedang berada di dalam situasi sulit. Setelah pembuangan, Israel seolah kehilangan kemandiriannya dan tidak mempunyai raja lagi. Sebagian umat Allah pulang ke Yehuda, tetapi mereka ditaklukkan pada kekuasaan dunia; sedangkan sebagian lagi tetap tinggal menyebar dan tidak kembali ke tanah perjanjian.
Dalam situasi ini, Kitab Daniel memperlihatkan bahwa Allah tetap memelihara umat-Nya, kendati mereka berada di tengah-tengah berbagai macam godaan dan perlawanan.
Baik Daniel 2 maupun Daniel 7 juga memperlihatkan bahwa meskipun kerajaan-kerajaan duniawi silih berganti, tetapi pada akhirnya Kerajaan Allah akan menang. Patung yang ada dalam mimpi Nebukadnezar (lih Dan 2) dihancurkan sebuah batu yang terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia sehingga remuk. Kekuasaan duniawi keempat binatang besar yang naik dari dalam laut (lih Dan 7:3) akan dicabut. Mereka akan diadili pada hari ketika ”seorang seperti anak manusia” tampak datang dengan awan-awan dari langit (lih Dan 7:13).
Kita dapat menggumuli pertanyaan berikut: kerajaan-kerajaan mana kah yang dimaksud dalam Kitab Daniel pasal 2 dan 7? Intinya, setiap ”kerajaan wilayah ular” pada akhirnya akan kalah dan menyerahkan dirinya kepada ”anak manusia” yang lahir dari ”keturunan perempuan”. Dialah yang mempunyai segala kuasa di langit dan di bumi, yaitu Yesus Kristus.
Binatang-binatang yang muncul dalam penglihatan Daniel 7 muncul kembali di dalam Perjanjian Baru, yakni di Kitab Wahyu (penglihatan Yohanes). Yohanes juga melihat seekor binatang yang keluar dari laut. Binatang ini (si ular tua yang disebut Iblis atau Satan [lih Why 12:9]) adalah kombinasi empat binatang yang berasal dari penglihatan Daniel. Itulah kuasa duniawi yang mencoba melawan Allah dan membasmi umat-Nya.
Pada masa Perjanjian Lama, kuasa duniawi ini masih mempunyai identitas yang jelas (dimulai dari Asyur, Babel, Persia, dan Roma). Pada masa Perjanjian Baru dan masa kini, perjuangan itu berlangsung terutama secara rohani. Siapa saja yang mencermati keadaan dunia dengan baik, maka ia akan melihat binatang itu yang mengamuk secara hebat untuk menyesatkan dunia dan menghanyutkan perempuan, yaitu gereja. Tetapi, pada akhirnya kemenangan berada di tangan Anak Manusia. Dengan kata lain, binatang akan dikalahkan oleh Anak Domba. Itulah yang dapat kita pelajari dari penglihatan-penglihatan Daniel dan Yohanes.
Patung tersebut tidak hanya patung (penguasa dunia), tetapi juga menyatakan berbagai kerajaan yang silih berganti. Pertanyaan mengenai bagian mana yang menunjukkan kerajaan yang mana, masih menjadi perdebatan di antara para ahli teologi. Perbandingan antara Daniel 2, Daniel 7, dan Wahyu 13, menampakkan setiap wilayah kekuasaan ular yang rupanya paling berkuasa, tetapi pada akhirnya tenggelam dan dibinasakan oleh Anak Manusia.
Kitab Ester memperlihatkan situasi orang Yahudi yang tidak kembali ke tanah perjanjian. Mereka terus hidup di tanah pembuangan setelah kerajaan Babel diganti oleh Persia. Yang menonjol adalah fakta bahwa nama Allah sama sekali tidak disebut di dalam kitab ini. Dengan demikian, si penulis seperti ingin menunjukkan bahwa terkadang Allah seolah-olah tersembunyi dalam sejarah.
Kisah Ester seolah-olah memperlihatkan serangkaian peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Tetapi, dengan cara-Nya yang tersembunyi, Allah bekerja dan mengusahakan penyelamatan umat-Nya (lih Est 4:14). Maka jelaslah bahwa kita sebaiknya membaca Perjanjian Lama dari perspektif peperangan antara perempuan dan ular seperti berikut:
Catatan tambahan
Ester, Ezra, dan Nehemia kira-kira hidup dalam waktu yang sama. Tetapi, sebagai oknum pribadi, mereka sangat berbeda dan juga bertindak dalam situasi yang berbeda pula seperti berikut ini:
Jadi, siapa pun dan di mana pun kita ditempatkan, Allah dapat memakai kita untuk kesejahteraan umat-Nya.
Kitab Ezra dan Nehemia sebenarnya merupakan satu kesatuan; keduanya saling menggenapi. Dan kedua kitab ini mencakup periode yang sama di dalam sejarah Israel, yakni periode setelah pembuangan. Meski demikian, kedua pribadi sesuai kitab-kitab itu dinamakan benar-benar sangat berbeda:
bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.
Awalnya, Kitab Ezra mempunyai kesamaan isi seperti akhir Kitab Tawarikh. Keduanya menyebutkan perintah Sirus (yang juga dinamakan Koresh), raja Persia, dalam tahun 538 tentang pulangnya orang-orang Israel ke tanah mereka: ”Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, Tuhan, Allahnya, menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang!” (2Taw 36:23).
Yang menarik di sini bahwa Koresh, seorang raja kafir, mengakui bahwa ia bergantung pada Allah Israel. Ia mengetahui bahwa ia pun harus menaati Allah. Demikianlah, Allah menggunakan orang kafir untuk mewujudkan rencana keselamatan-Nya. Bandingkanlah dengan Yeremia 29:10; Yesaya 44:28 dan 45:1-4.
Isi kitab-kitab ini:
Kitab | Pasal | Isi Singkat |
---|---|---|
Ezra | 1-2 | Kembalinya sebagian suku Yehuda dan Benyamin bersama-sama dengan para imam dan orang Lewi, dengan Zerubabel (gubernur) dan Yosua (imam besar) sebagai pemimpin. |
3-6 | Pemulihan dan penahbisan kembali rumah Allah. | |
7-10 | Kembalinya Ezra bersama-sama dengan yang lain, serta tugasnya untuk membina kembali kehidupan keagamaan. | |
Nehemia | 1-7 | Nehemia, diangkat secara resmi sebagai kepala daerah oleh Raja Persia, Artahsasta. Ia kembali ke Yudea dan memulai pembangunan kembali tembok-tembok Yerusalem. |
Sisa yang sangat kecil
Kembalinya umat Allah sama sekali bukan hal yang gemilang. Terlebih lagi, sisa umat Allah yang pulang dari pembuangan hanya Yehuda, itu pun hanya sebagian. Awalnya, yang kembali hanya sekitar 50.000 orang. Sekitar 80 tahun kemudian, masih ada yang datang bersama-sama dengan Ezra, sekitar 5.000 orang. Pemulihan Bait Suci berlangsung 20 tahun lamanya, dan pembangunan kembali tembok-tembok Yerusalem hampir 100 tahun. Nehemia harus berjuang agar Yerusalem dapat didiami; tetapi kebanyakan orang Israel tidak mau tinggal di tengah puing-puing itu. Tambahan pula, Israel bukan lagi bangsa yang merdeka, dan tidak lagi memiliki rajanya sendiri. Mereka sebagai ”sisa umat Allah” merupakan bagian yang sangat kecil dari kerajaan dunia yang berkuasa pada waktu itu.
Situasi ini mencerminkan apa yang telah disampaikan oleh para nabi seperti Yesaya, yang telah berkata bahwa hanya ”sisa yang akan kembali”. Tetapi sisa ini, walaupun kecil, mewakili seluruh Israel. Sejak saat itu, penggunaan nama ”Israel” tidak dipersulit lagi dan mengacu pada seluruh umat Allah. Dan ketika Ezra tiba di Yerusalem, ada 12 lembu jantan yang dikorbankan: ”lembu jantan dua belas ekor untuk seluruh Israel” (lih Ezr 8:35).
Bukan jumlah orang yang menentukan kepulangan itu yang dianggap berhasil melainkan kenyataan bahwa Allah ingin bergaul kembali dengan umat-Nya. Ia ingin berdiam di antara mereka lagi. Maka setelah pulang, mereka memberi perhatian penuh pada tempat kudus. Hal pertama yang mereka lakukan setelah tiba di Yerusalem adalah mendirikan mezbah di tempatnya semula; mezbah pendamaian. Adapun Bait Suci lebih dahulu selesai dibangun daripada tembok. Dan yang mencolok adalah periode pemusnahan Bait Suci hingga pemulihannya tepat tujuh puluh tahun. Sekali lagi, hal itu menunjuk arti dari ”pembuangan” yang sebenarnya, yaitu keadaan di mana Allah tidak lagi diam di tengah-tengah bangsa-Nya―itulah inti pembuangan.
Mungkin itu semua masih sangat sederhana, tetapi ibadah dan pemerintahan mulai dipulihkan. Kelompok pertama dipimpin oleh Imam Yosua dan seorang pemimpin yang berasal dari keturunan Daud, Zerubabel. Setelah itu, dilanjutkan oleh Imam Ezra dan Kepala Daerah, Nehemia. Suatu permulaan yang kelihatannya sangat kecil, tetapi sebenarnya artinya besar, sebab menjadi jelas bahwa Allah akan menggenapi semua janji-Nya bagi umat-Nya. Dan ini membawa pada kelahiran seorang anak yang juga lemah; yang tidak kelihatan; suatu tunas yang keluar dari tunggul Isai; suatu taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya (lih Yes 11:1), yakni Yesus Kristus. Ia akan bertumbuh dengan kelimpahan. Dialah yang berkata tentang diri-Nya sendiri: ”Aku adalah Bait Suci”. Dialah Imam Besar sekaligus Raja pada saat yang sama.
Reformasi tanpa henti
Pembuangan adalah hukuman akibat ketidaktaatan Israel kepada Allahnya. Namun, ternyata umat Allah tidak lebih baik dibandingkan dengan sebelum pembuangan. Artinya, yang dibutuhkan adalah reformasi yang terus-menerus.
Dimulainya pekerjaan di Bait Suci
Kira-kira 15 tahun setelah kembali, Allah harus mengirim Nabi Hagai, karena orang-orang Israel mulai membangun rumah-rumah yang bagus untuk diri sendiri. Akibatnya, mereka makin mengabaikan pembangunan Bait Suci sampai Allah harus menghentikannya. Pesan Hagai adalah: ”Pembangunan rumah Allah lebih penting daripada membangun rumah yang kukuh bagi dirimu sendiri. Bertobatlah! Maka Allah berjanji untuk memberi berkat, damai, dan keberhasilan kepada kamu.”
Perkawinan campur
Salah satu hal yang perlu diperhatikan Ezra pada waktu tiba di Yerusalem adalah perkawinan campur. Hal ini sama sekali tidak berkaitan dengan memelihara kemurnian ras, tetapi untuk menjaga agar ”keturunan perempuan” tidak tercampur dengan ”keturunan ular”. Ezra ingin agar orang Israel belajar hukum Taurat dan ketetapan Tuhan (lih Ezr 7:10). Ezra juga memulihkan dan menjamin penyelenggaraan ibadah di Bait Suci.
Tindakan Nehemia
Nehemia juga perlu bertindak hingga reformasi berlangsung terus-menerus. Ia harus membela orang-orang miskin, karena mereka diperas oleh saudara-saudara mereka sendiri. Setelah bangsa itu mendengar hukum Tuhan, mereka mengakui dosa mereka dan memperbarui perjanjian mereka dengan Dia (lih Neh 8–10). Tetapi, setelah dua belas tahun, Nehemia harus kembali ke Babel. Setelah beberapa tahun, ketika ia kembali ke Yerusalem, tampaknya ada berbagai hal yang tidak beres. Bahkan, ada seorang Amon yang mendapatkan kamar di dalam Bait Suci! Selain itu, perkawinan campur juga cukup banyak.
Pada dasarnya keseluruhan sejarah ini mendorong pada pengharapan akan suatu jalan keluar yang lebih baik dan lebih sempurna. Seorang imam yang lebih besar dari Ezra, dan seorang pemimpin yang lebih besar dari Nehemia.
1. Kehidupan di dalam Alkitab
Tulislah pada selembar kertas dengan huruf besar: ”Babel”. Tuliskanlah di kertas yang sama kata-kata kunci yang menurut Anda mencirikan Babel dan rajanya, Nebukadnezar.
Sekarang gantunglah selembar kertas di sampingnya dengankata-kata: ”Anak-anak Allah di Babel”. Bahaslah dalam kelompok kecil, apa artinya hidup sebagai anak Allah di tengah-tengah Babel seperti Daniel dan teman-temannya. Apa kesulitannya? Apa tantangannya? Tuliskanlah hasilnya satu per satu pada poster kedua.
Sekarang gantunglah poster ketiga di sampingnya dengan tulisan di atasnya: ”Kami di tengah-tengah ’Babel’ masa kini”. Bahaslah situasi itu dan tuliskanlah hasilnya satu per satu pada poster tersebut. Renungkanlah hasilnya.
2. Dengan siapa kita mengidentifikasi diri kita?
Ester, Ezra, dan Nehemia kira-kira hidup di waktu yang sama. Tetapi, mereka sangat berbeda sebagai pribadi. Allah memakai setiap pribadi sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut dalam kelompok kecil:
3. Pertama Bait Suci, kemudian tembok-tembok
Tulislah kalimat yang berikut pada selembar kertas: ”Pertama Bait Suci, kemudian tembok-tembok”. Berdasarkan Kitab Ezra dan Nehemia, jelaslah bahwa perbaikan Bait Suci lebih penting daripada perbaikan temboktembok kota.
Berdasarkan contoh itu, silakan membawa contoh-contoh lain yang dapat diungkapkan sesuai skema kalimat ”Pertama ..., kemudian ....” Misalnya, ”Pertama Kerajaan Allah, kemudian makanan”.
Para peserta mengemukakan rumusannya sendiri dari ”Pertama ..., kemudian ....” Catatlah hasilnya di kertas besar, dan renungkanlah setiap kalimat dengan menerapkannya dalam kehidupan Anda sendiri.
4. Reformasi tanpa henti
Ada tiga lembar kertas yang terletak di atas tiga meja. Pada setiap kertas tertulis salah satu dosa tertentu, yang di dalamnya bangsa Israel jatuh setelah kembali ke Yerusalem, sehingga mendorong Ezra dan Nehemia untuk memberikan nasihat.
Lembar 1 : pengabaian ibadah di Bait Suci (rumah sendiri lebih penting daripada rumah Allah).
Lembar 2 : perkawinan campur (hubungan pribadi lebih penting daripada hubungan dengan Allah).
Lembar 3 : pemerasan orang-orang miskin (membahayakan kehidupan sesama).
Dalam setiap kelompok, bahaslah pertanyaan apakah itu juga termasuk dosa kita. Kemudian pendapat setiap orang ditulis di kertas itu. Reaksi atas tanggapan orang lain juga ditulis di kertas tersebut. Setelah beberapa menit, setiap kelompok berpindah meja. Sekarang, bacakan apa yang telah ditulis oleh kelompok lain di kertas itu, kemudian tambahkan catatan sendiri. Begitu terus sampai selesai tiga meja.
Pertanyaan untuk dibahas
1. Periode pemusnahan Bait Suci sampai penahbisan Bait Suci yang baru, yakni tepat 70 tahun. Apakah arti masa itu bagi makna ”pembuangan”?
2. Apakah Anda dapat menggambarkan masa modern kita sebagai ”budaya Babel”?
3. Apakah yang dapat Anda pelajari dari Daniel dan Ester untuk kehidupan masa kini?
4. Rumuskanlah pelajaran dari mimpi Nebukadnezar tentang patung yang besar. Apakah Anda setuju bahwa maksud penglihatan itu bukan untuk memberikan informasi faktual tentang kerajaan-kerajaan tertentu?
5. Allah menggunakan orang-orang yang berbeda sifatnya untuk tugas yang berbeda-beda di dalam Kerajaan-Nya (msl, Ester, Nehemia, dan Ezra). Bagaimana Anda mencirikan tempat dan tugas yang telah Allah berikan kepada Anda? Bagaimana Anda hidup untuk Kerajaan-Nya?
6. Orang Israel yang pulang dari Babel hanyalah sisa yang kecil. Barulah di dalam Kristus, Allah menggenapi semua janji-Nya. Apakah artinya itu dalam kehidupan masa kini?
7. ”Pertama Bait Suci, kemudian tembok”. Anda dapat menamakannya suatu prinsip kehidupan Kristen. Rincikanlah apa isi prinsip itu, dan bahaslah bagaimana Anda menerapkannya dalam kehidupan pribadi Anda.
Persiapan bab selanjutnya
Persiapan masuk ke bab 8
Bab berikut ini adalah bab pertama dari dua bab tentang nabi-nabi yang membahas:
Karena materi ini sangat banyak (melihat semua kitab nabi yang ada), maka kita harus memilih. Kita memilih bagian-bagian dari Yesaya dan Yehezkiel.
Saran
Pilihlah salah satu kitab nabi dan bacalah secara keseluruhan.
Beberapa saran: