1. Kejadian 1–11

1.1. GARIS BESAR KEJADIAN 1–11

  • Kejadian 1–2
  • Kejadian 3
  • Kejadian 4
  • Kejadian 5
  • Kejadian 6-8
  • Kejadian 9
  • Kejadian 10
  • Kejadian 11
  • Penciptaan langit dan bumi
  • Kejatuhan dalam dosa
  • Kain (serta keturunannya), Habel, dan Set
  • Garis keturunan Adam hingga Nuh
  • Penghukuman melalui Air Bah
  • Perjanjian dengan Nuh; Nuh dan anak-anaknya
  • Keturunan (bangsa-bangsa) dari anak-anak Nuh
  • Menara Babel, garis keturunan Sem hingga Abraham

1.2. PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI

Struktur Kejadian 1

Pada awal Alkitab kita membaca dua kali sejarah penciptaan. Yang pertama dalam Kejadian 1:1–2:3 dan yang kedua dalam Kejadian 2:4-25. Kita dapat memahami Kejadian 1:1–2:3 sebagai penda huluan dari Kitab Kejadian. Sejarah penciptaan diceritakan secara teratur, bahkan hampir puitis.

Yang menarik di sini adalah pengulangan ”Jadilah petang dan jadilah pagi”. Dan ”Allah melihat bahwa semuanya itu baik”. Itu terus berulang seperti refrein sepanjang pasal itu hingga klimaksnya, ”Maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik” (Kej 1:31a).

Penciptaan
Allah menciptakan langit dan bumi.
Allah menciptakan segala sesuatu
dalam enam hari. Ia beristirahat
pada hari ketujuh.

No. Penciptaan
1 Terang
2 Cakrawala
3 Darat-laut, tumbuh-tumbuhan-pepohonan
4 Benda-benda penerang
5 Ikan-ikan dan burung-burung
6a Binatang-binatang daratan
Kemudian Allah berfirman: "Baiklah Kita menjadikan ..."
6b Manusia
7 Hari Sabat

Manusia sebagai gambar Allah

Yang menarik dalam Kejadian 1 sebelum Allah menciptakan manusia, Ia mempersiapkan segala sesuatu terlebih dahulu. Seakan-akan Ia menimbang-nimbang: ”Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi” (ay 26). Selanjutnya: ”Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (ay 27).

Demikian jelaslah bahwa penciptaan manusia merupakan suatu hal yang istimewa dan sangat berbeda dibandingkan dengan makhluk lainnya. Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya! Anda dapat memahami ”gambar Allah” dalam dua cara: a. Sebagai tugas: Allah adalah Raja dan manusia adalah wakil-Nya.

Itu tampak jelas terutama dalam Kejadian 1:26-28 dan Mazmur 8. ”Gambar Allah” berarti manusia memerintah atas dunia ini.

b. Sebagai pribadi: Seperti halnya manusia, Allah adalah Pribadi yang dapat berbicara, mendengar, mengasihi, sabar, setia, dan sebagainya.

Jadi, Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya untuk mencermin kan karya dan pribadi-Nya di dunia.

Kejadian 2: Kisah penciptaan kembali

Struktur Kitab Kejadian adalah sebagai berikut:a. Pendahuluan: Kejadian 1:12:3b. Sepuluh bagian yang setiap kali mulai dengan: ”Inilah toledot (silsilah, daftar keturunan, riwayat) dari ....”

Dalam Kejadian 2:4, kita membaca: ”Demikianlah riwayat (toledot) langit dan bumi ....” Di dalam pasal 2, dikisahkan kembali sejarah penciptaan langit dan bumi, tetapi dari sudut pandang yang berbeda dengan pasal 1.

background image

Dalam pasal 1 kita melihat Allah menyiapkan satu rumah untuk manusia; baru sesudah semuanya selesai, manusia mendapat tempat di dalam rumah tersebut. Dalam pasal 2 dikisahkan awal penciptaan manusia (Ibrani: adam) dari tanah (Ibrani: adama). Ketika Allah mengembuskan napas hidup ke dalam hidungnya, barulah manusia itu hidup. Sesudah itu, pasal 2 menggambarkan lingkungan hidup dari manusia tersebut. Allah menempatkan manusia di Taman Eden, lalu memerintahkannya untuk mengusahakan dan menjaganya.

Demikianlah posisi manusia di dalam dunia ini: ia bekerja seba gai bendahara di bawah Allah. Larangan untuk memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat menunjukkan ketaatan kepada Allah sebagai syarat bagi kehidupan manusia. Pada akhir pasal 2, kita membaca tentang penciptaan perempuan. Di sini jelas bahwa lakilaki dan perempuan diciptakan untuk membentuk satu kesatuan. Jikalau Kej 1:1–2:3 menceritakan kisah Kej 2:4–25 menceritakan kisah penciptaan sebagai berikut: penciptaan sebagai berikut:

Penciptaan segala sesuatu

Manusia

Manusia

Posisi manusia dalam segala ciptaan

mereka memperlihatkan kesatuan itu maka mereka menunjukkan gambar Allah yang sesungguhnya.

Garis singkat sejarah: dari penciptaan ke penciptaan kembali

Untuk menjelaskan garis Alkitab secara singkat sebagaimana kita telah melihatnya, kita dapat memperlihatkan bahwa garis itu berjalan dari penciptaan ke kejatuhan dalam dosa, kemudian penebusan dari dosa ke suatu penciptaan kembali.

Bila membandingkan bagian awal Alkitab dengan bagian akhir, kita akan melihat banyak elemen dalam Kejadian 1 dan 2 muncul kembali dalam Wahyu 21 dan 22. Dua hal jelas di sana: bumi yang baru merupakan bumi yang sama yang telah Allah ciptakan. Yang kedua: bumi itu juga berbeda karena telah dibawa ke tujuan akhirnya. Siapa yang membandingkan akhir Alkitab dengan awalnya akan melihat baik kesinambungan (continuity) maupun kemajuan (progress) seba gai berikut:

Kejadian 1-2 Wahyu 21-22
Penciptaan langit dan bumi Penciptaan kembali: langit dan bumi yang baru
Suatu samudera yang gelap (1:2) Tidak ada lagi laut (21:1)
Kegelapan (1:2-4) Tidak ada lagi malam (22:5)
Allah menciptakan terang (1:14) Tidak ada lagi matahari dan bulan (21:23; 22:5)
Manusia akan memerintah (1:26-28; 2:15) Manusia akan memerintah kembali (22:5)
Dua pohon (2:9 dan 17; 3:22-24) Hanya pohon kehidupan (22:2)
Sungai-sungai (2:10-14) Sungai dengan air kehidupan (22:1-2)
Manusia itu mendapat seorang istri (2:18-25) MANUSIA itu mendapat mempelai perempuan (21:2 dan 9)

Penciptaan menurut Alkitab dan kisah-kisah penciptaan lainnya

Bangsa-bangsa lain juga mempunyai berbagai kisah tentang penciptaan untuk menjelaskan terjadinya bumi ini dan dari mana manusia berasal. Beberapa contoh kisah sebagai berikut:

Kisah penciptaan dari Babel

Dahulu ada seorang dewa bernama Apsu dan seorang dewi bernama Tiamat. Kemudian dari mereka lahirlah dewa-dewa dan dewi-dewi. Namun, dewa Apsu melihat dewa-dewi itu malah menjadi semakin jahat. Maka Apsu memutuskan untuk memusnahkan dewa-dewi tersebut. Tetapi, dewa Ea (dewa hikmat) mengetahui rencana Apsu. Lalu Ea membunuh Apsu. Ea kemudian mengangkat Marduk sebagai panglima tentara. Dewi Tiamat menjadi marah dan menciptakan banyak makhluk aneh dan buas untuk membunuh Ea. Tiamat mengangkat Kingu sebagai panglima tentara. Terjadilah peperangan yang dahsyat antara Kingu dan Marduk. Marduk menang lalu membunuh Tiamat dan Kingu. Marduk membelah tubuh Tiamat menjadi dua, satu bagian dijadikan bumi dan bagian lainnya langit. Lalu Marduk menciptakan bulan untuk menerangi malam dan matahari untuk menerangi siang. Dari darah Kingu diciptakannya manusia. Akhirnya, Marduk diangkat menjadi kepala dewa-dewi Babilon.

Kisah penciptaan dari Yunani kuno

Promoteus, seorang cucu dari dewa langit, Uranus, yang berperang melawan dewa Zeus, menciptakan manusia dari tanah liat sesuai dengan gambar para dewa. Diberikannya sifat yang baik dan buruk. Dewi Pallas Atena, temannya yang memperhatikan pekerjaannya dengan pe nuh kekaguman, mengembuskan napas ke dalam patung tanah tak bernyawa itu sehingga manusia tersebut hidup. Maka terciptalah manusia pertama.

Kisah penciptaan dari Asiria

Pada awalnya ada tiga dewa yang berkuasa, yaitu Anu, Enlil, dan Enki. Di bumi, para dewa muda harus bekerja rodi untuk Enlil. Lalu mereka memberontak. Atas usul Enki, manusia diciptakan untuk mengambil alih pekerjaan tersebut.

Ada perbedaan besar antara kisah tentang dewa-dewa yang bertengkar, yang menciptakan manusia jelek, dengan kisah alkitabiah tentang satu Allah yang baik dan Mahakuasa, yang menciptakan segala sesuatu dan manusia dari ketiadaan, yang awalnya semua amat baik.

Di segala masa dan budaya manusia juga ada orang yang menyembah bagian-bagian dari penciptaan sebagai dewa-dewa. Misalnya, pengul tus an matahari di Mesir. Dengan latar belakang inilah terlihat formulasi Kejadian 1:16: ”Maka Allah menjadikan kedua benda penerang ....”

Penciptaan menurut dua skema

Penciptaan dapat digambarkan sesuai dua skema. Skema pertama menekankan Allah sebagai Pencipta segala sesuatu dari ketiadaan, sedang kan skema kedua menjelaskan posisi khusus manusia sebagai gambar Allah.

Skema 1 Skema 2
ALLAH
Manusia
Binatang
Tumbuhan
Ciptaan lainnya
ALLAH
Manusia
Binatang
Tumbuhan
Ciptaan lainnya

Skema 1 menjelaskan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu yang ada. Hanya Dialah Allah yang kekal dan tidak diciptakan. Hal ini harus membawa kita pada kesadaran akan kebergantungan, kerendahan hati, dan juga ketaatan. Keagungan dan kekuasaan Allah terlihat melalui makhluk ciptaan-Nya. Ibarat seorang seniman yang menuangkan esensi ke dalam seninya, demikianlah Allah telah memperlihatkan diri-Nya melalui ciptaan-Nya.

Skema 2 memperlihatkan bahwa manusia telah mendapat posisi istimewa di antara segala ciptaan. Hanya manusialah yang diciptakan Allah menurut gambar-Nya. Fakta ini membedakan manusia dari binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, serta memberikannya tempat sentral sebagai gambar Allah di bumi.

Kepercayaan akan penciptaan dan kepercayaan-kepercayaan

lainnya

Dua skema di atas membantu kita untuk memahami perbedaan hakiki antara kepercayaan akan Pencipta dan kepercayaan (atau perspektif) yang menyangkal adanya suatu ”pencipta”. Dalam hal ini ada dua pandangan ekstrem. Pertama, cara berpikir di mana tidak ada tempat bagi yang ilahi dan memandang realitas bumi ini sebagai sesuatu yang terjadi melalui proses waktu dan secara kebetulan (evolusionisme). Kedua, cara berpikir bahwa yang ilahilah sumber dari segala sesuatu (perspektif religius-timur).

Perspektif agamawi ketimuran

Dalam perspektif agamawi dunia timur, tidak ada perbedaan antara Allah dan ciptaan. Keberadaan kita berasal dari keilahan dan penuh dengan keilahian. Karena itu, sifat keilahian berada di dalam setiap orang, misalnya melalui teknik-teknik meditasi untuk menemukan yang ilahi di dalam diri sendiri dan memberikan tempat untuk itu. Perbedaan hakiki antara manusia dan binatang (ciri kepercayaan Kristen) tidak ada dalam pemikiran ini. Hal itu terlihat dalam kepercayaan re inkarnasi. Perbedaan penting lain nya antara cara berpikir agamawi timur dengan keperca yaan Kristen adalah bahwa ke ilahian tidak dilihat sebagai pribadi, melainkan sebagai kuasa. Maka tidak ada Allah yang berpribadi dan yang dapat ditemukan sebagai pribadi. Akibatnya, pada hakikatnya tidak ada norma-norma yang tetap tentang baik dan jahat.

Evolusionisme

background image

Teori evolusi menjelaskan bahwa segala sesuatu berasal dari suatu ledak an raksasa (”Big Bang”) yang tejadi dalam sekejap, miliaran tahun lalu. Setelah itu, kehidupan di dunia berkembang melalui prosesproses yang bersifat kebetulan dalam perjalanan waktu. Hasilnya, alam dan kehidup an (termasuk manusia) yang dapat kita lihat saat ini. Proses evolusi belum berhenti, tetapi berjalan terus seiring waktu. Teori ini pun guncang dalam kaca mata ilmu pengetahuan. Anda harus memiliki iman yang besar tentang ”dewa kebetulan” dan ”dewa waktu” jika Anda mau percaya bahwa satu ledakan raksasa telah menghasilkan dunia yang sangat kompleks dan harmonis ini. Dalam pemikiran ini tidak ada tempat bagi suatu wujud ilahi yang mencipta. Menurut teori ini, perbedaan hakiki antara manusia dan binatang tidak ada. Karena segala sesuatu dijelaskan dari sudut pandang materi, maka pada prinsipnya tidak ada ide tentang norma absolut dan tidak ada pula jawaban terhadap pertanyaan mengenai arti dan tujuan hidup manusia.

1.3. KEJATUHAN DALAM DOSA

background image

Ada lagu berbunyi: ”Allah melihat semua sungguh baik ... pastilah itu sejak zaman purbakala”. Lagu itu memang benar karena setelah Allah selesai menciptakan segala sesuatu, manusia memilih Si Jahat dan dosa. Sejak saat itu kejahatan dan keburukan sangat jelas ada dalam ciptaan. Dosa dari Kejadian 3 bukan sekadar buah terlarang yang dimakan. Intinya, manusia telah memilih untuk tidak taat kepada Allah dan mengambil jalannya sendi ri. Itulah inti dosa: manusia tidak lagi terarah kepada Allah, melainkan kepada dirinya sendiri. Sebagaimana diperlihatkan Kejadian 3, di balik dosa ini ada kuasa Iblis. Ternyata manusia dapat memilih: hidup bagi Allah atau dirinya sendiri (dan itu berarti bagi Iblis).

Pilihan manusia atas dosa mengakibatkan kehancuran:

a. Manusia merusak hubungannya dengan Allah dan menjalin persahabatan dengan Iblis.

b. Sejak saat itu apa pun yang dilakukan manusia dalam segala bidang dipengaruhi oleh dosa:

  • Kejadian 3:7 (bnd Kej 2:25): Adam dan Hawa merasa malu satu sama lain. Malu berarti mereka tidak saling terbuka secara sungguh-sungguh; mereka tidak lagi merasa aman satu sama lain.
  • Kejadian 3:8: relasi yang intim dengan Allah telah rusak.
  • Kejadian 3:12-13: hubungan antarmanusia menjadi terganggu. Manusia saling melemparkan kesalahan dan tanggung jawab kepada orang lain.
  • Kejadian 3:16: relasi antara laki-laki dan perempuan tidak lagi seperti yang dimaksudkan Allah. Sejak kejatuhan dalam dosa ada hawa nafsu dan saling menguasai.

c. Allah mengutuk dunia karena dosa manusia (lih Kej 3:17-19).

d. Kematian mulai masuk:

  • Secara rohani: hubungan dengan Allah telah rusak (bnd Ef 2:1).
  • Secara fisik: manusia berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu (lih Kej 3:19).

e. Tidak ada lagi tempat di dalam Firdaus. Pedang yang bernyalanyala dan menyambar-nyambar berarti dosa harus dibayar dahulu―setelah itu akan ada pemulihan (lih Kej 3:24).

Sejak kejatuhan manusia dalam dosa, Alkitab berkisah mengenai kesedihan dan kesengsaraan. Itu bukanlah kesalahan Allah (lih Kej 1 dan 2), melainkan kesalahan manusia.

Skema berikut ini memperlihatkan bahwa dosa pertama telah merusak segala sesuatu yang awalnya sungguh amat baik.

background image

1.4. JANJI INDUK

Setelah kejatuhan dalam dosa, sebenarnya Allah dapat menyerahkan manusia pada pilihannya sendiri, yaitu pada ketidaktaatan, kejahatan, dan kematian. Tetapi Allah tidak melakukan hal itu, dan tampak jelas dari apa yang dikatakan-Nya kepada ular:

”Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya” (Kej 3:15).

Pernyataan ini juga disebut ”Janji Induk” karena janji lain tentang penebusan dosa dan pembaruan segala sesuatu sudah terungkap dalam janji ini. Manusia telah mengikat tali persahabatan dengan ular yang berarti penderitaan dan kematian bagi dirinya. Tetapi, Tuhan berusaha agar tali hubungan antara ular dan perempuan itu terputus. Dalam janji induk tampak bahwa Tuhan sendiri yang akan mengadakan permusuhan antara ular dan perempuan tersebut. Itu tidak hanya berlaku bagi ular dan perempuan pertama itu, tetapi juga keturunan mereka. Dan permusuhan ini akan tetap ada dalam generasi-generasi selanjutnya.

background image

Jadi, sejak kejatuhan manusia dalam dosa, akan ada dua jenis manusia di bumi ini: keturunan perempuan dan keturunan ular. Tuhan telah mengadakan permusuhan antara ”perempuan” dan ”ular” karena manusia terbagi dua: yang memilih jalannya masing-masing dan mau hidup terpisah dari Allah; serta yang merelakan diri mereka dibebaskan dari kuasa ular, lalu kembali bersekutu dengan Allah. Di antara kedua kelompok ini selalu ada pertentangan karena Iblis mau mengasingkan semua orang dari Allah. Itu sebabnya Iblis membenci keturunan perempuan. Pertarungan memang akan tetap ada, tetapi pada akhirnya (yang sudah jelas sejak awal): keturunan perempuan itu akan meremukkan kepala ular. Ini menunjukkan kemenangan mutlak. Tetapi, itu tidak akan terjadi permusuhan perempuan dan keturunannya akan meremukkan kepala keturunan ular akan meremukkan tumit keturunan perempuan ular dan keturunannya tanpa kesengsaraan dan kesulitan yang ditimbulkan ular atas keturunan perempuan, bahwa ia akan meremukkan tumitnya.

Perseteruan ini (yang juga disebut ”antitesis”) dapat diungkapkan dari Kejadian 3 hingga Wahyu 20. Dalam Wahyu 12, hal ini muncul dengan sangat jelas: Seorang perempuan melahirkan keturunannya yang terbesar, Yesus Kristus (lih Why 12:1 dan 5). Di hadapan perempuan itu ada ular yang kini dalam bentuk ”naga merah padam yang besar” (lih Why 12:3). Tetapi, keturunan ”perempuan” mengalahkan naga, meskipun naga itu masih berusaha menghancurkan keturunan perempuan (yang adalah gereja―”perempuan” merupakan simbol Israel). Pada hakikatnya kepala ular (Iblis) sudah diremukkan di Golgota, dan ia kelak dihancurkan secara total (lih Why 20:10). Sesudah itu, datanglah langit dan bumi baru.

Untuk dapat memahami Perjanjian Lama, Anda harus fokus pada peperangan rohani (”spiritual warfare”) antara keturunan ular dan keturunan perempuan dalam segala peristiwa dan sejarah Alkitab.

Berikut ini ilustrasi dari Kejadian 4–11 dalam bentuk skema:

background image

1.5. DAMPAK DOSA

Melalui Kejadian 3, tampak jelas bagaimana dosa dengan cepat memengaruhi segala sesuatu. Ayat-ayat berikut mengilustrasikan dampak dosa.

Kejadian 4:1-15

Dosa sebagai kuasa yang menghancurkan dapat dilihat dalam keluarga Adam dan Hawa. Anak mereka, Kain, membunuh adiknya, Habel. Demikianlah, sangat jelas perbedaan antara keturunan ular dan keturunan perempuan yang bahkan nyata dalam keluarga pertama itu. Darah yang ditumpahkan adalah akibat dosa dalam keturunan perempuan. Kemenangan terakhir dicapai keturunan perempuan melalui penderitaan dan penumpahan darah (lih Ibr 11:4 dan 12:24; juga 1Yoh 3:12).

Kejadian 4:16-26

Hal yang mencolok, Kain merupakan pendiri kota pertama. Keturunannya pula yang pertama menghasilkan hal-hal besar di bidang kebudayaan. Manusia yang karena dosanya diusir keluar dari Taman Eden dan dihukum menjadi seorang pelarian dan pengembara, mulai membangun tempat yang tetap untuk dirinya sendiri (bnd Kej 3:12).

Bertentangan dengan itu, ada garis keturunan Set/Enos. Di sini ada orang-orang yang percaya kepada Tuhan dan berseru kepada-Nya. Tak heran nenek moyang Israel tidak membangun kota, tetapi tinggal dalam perkemahan sebagai orang asing. Selama berabad-abad mereka memercayai janji Allah bahwa Ia akan memberikan satu tempat yang tetap kepada mereka. Suatu ”kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah” (Ibr 11:10).

Kejadian 6:1-4

Bagian ini mungkin membuat kita bingung. Apa yang dimaksud dengan: ”anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik”? Saya melihat dua kemungkinan penafsiran sebagai berikut:

a. ”Anak-anak Allah” adalah para laki-laki yang berasal dari keturunan perempuan. Mereka memilih ”para perempuan” dari keturunan ular untuk dijadikan istri. Dengan demikian, mereka menyangkal asalusul mereka sendiri dan menggabungkan diri dengan dunia tanpa Allah. Akibatnya, tidak ada satu orang pun yang melayani Allah.

b. Di dalam bahasa Ibrani, tambahan ”dari Allah” dapat mengacu sesuatu yang besar sekali―raksasa. Demikian pula dengan ”anak-anak Allah”, sehingga dapat juga diterjemahkan dengan ”orang-orang rak sasa”. Lalu mereka mengambil istri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka (ay 2). Dengan kata lain: semuanya masih tetap berhubungan dengan kemasyhuran, kecantikan, dan perkembangbiakan tanpa Allah (garis yang sama seperti dalam Kej 4:16-26). Orang-orang raksasa dan gagah perkasa di zaman purbakala sengaja disebutkan di sini.

1.6. AIR BAH (KEJ 6–8)

Dua kali hukuman seluruh dunia

Air bah adalah hukuman Allah yang meliputi seluruh dunia pada masa itu (lih Kej 6:5-7; 6:17). Air bah juga merupakan pemberitahuan dan peringatan tentang penghakiman terakhir yang akan datang pada masa akhir dunia (lih Mat 24:36-39; 2Ptr 3:6-7).

Dalam bentuk skema:

background image

Yesus juga membandingkan periode menjelang penghakiman terakhir dengan periode menjelang air bah (lih Mat 24:36-39). Ikhtisar berikut memperlihatkan perbandingan ini:

Air Bah Penghakiman Terakhir

1. Bumi telah rusak dan penuh dengan kekerasan (Kej 6:11).

2. Hanya Nuh dan keluarganya yang percaya dan mencari perlindungan di dalam bahtera (Kej 7:13).

3. Tuhan menebus (bahtera) (Kej 6:14, dst).

4. Allah menerima persembahan Nuh dan berjalan terus dengan dunia ini (Kej 8:20-21).

5. Allah memberikan bumi yang baru (Kej 9:1).

6. Pelangi sebagai tanda (Kej 9:16).

1. Bumi rusak dan penuh kekerasan (Rm 3:10-18).

2. Makan, minum, dan menikah, tetapi tidak ada yang mencari penebusan (Mat 24:38).

3. Allah menebus (salib) (1Kor 1:23-24).

4. Allah berjalan terus dengan dunia ini karena kurban Anak Domba (Why 5:6).

5. Allah memberikan bumi yang baru (Why 21).

6. Pelangi melingkungi takhta (Why 4:3).

Penebusan melalui penghukuman

Dalam doa sebelum baptisan sebagaimana diajukan dalam pertelaan bap tisan anak-anak, berbunyi:

”Engkaulah yang dahulu kala, menurut hukuman-Mu yang tegas, menghakimi dunia yang fasik dan yang tidak mau bertobat itu dengan mendatangkan air bah, namun karena kemurahan-Mu yang besar, menyelamatkan dan melindungi Nuh yang percaya kepada-Mu bersama kaum nya, delapan orang.”

Berseberangan dengan orang-orang yang mengalami air bah tersebut, hanya ada delapan jiwa yang diselamatkan. Ber samaan dengan itu, ada pola yang ditunjukkan dan sering kita jumpai di dalam Alkitab. Orang Israel menyebe rang di tengah laut dengan kaki kering, sementara orang-orang Mesir yang lebih berkuasa mati terhanyut (lih Kel 14). Seluruh bangsa itu masuk ke dalam pembuangan, hanya sedikit sisa yang kembali (lih Yes 10–11). Kebanyakan orang Israel menolak Yesus sebagai Mesias; hanya sebagian kecil yang menerima Dia (lih Rm 9–11).

Nuh
Begitu dunia memilih berpihak pada dosa,
Allah memilih penghukuman melalui air bah.
Nuh dan keluarganya diluputkan.

Di dalam Kitab Wahyu, kita menemui pola yang sama dalam penghakiman terakhir. Dan juga di dalam perkataan Yesus: ”Masuklah melalui pintu yang sempit, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melalui nya; karena sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kepada kehidup an, dan sedikit orang yang mendapatinya” (Mat 7:13-14).

background image

Perjanjian Allah dengan Ciptaan

Dalam Kejadian 1 dan 2, kita telah melihat hubungan antara ciptaan dan manusia. Manusia sebagai gambar Allah memainkan peran utama dalam seluruh ciptaan. Jika manusia mendapatkan hukuman, maka ia juga menjerumuskan ciptaan lainnya ke dalam hukuman tersebut (lih Kej 3:17; air bah). Tetapi dalam penyelamatan manusia, ciptaan lainnya juga turut diselamatkan. Binatang-binatang ikut ke dalam bahtera; Allah mengikat satu perjanjian dengan Nuh dan seluruh ciptaan (lih Kej 9). Dalam hal ini, kita juga bisa melihat ke depan. Yesus, Manusia Baru, membawa penebusan tidak hanya bagi manusia, tetapi juga bagi seluruh ciptaan. Segala sesuatu telah didamaikan dengan Allah (lih Kol 1:20); segala sesuatu menjadi baru (lih Why 21:5). Seluruh makhluk mengharapkan kemerdekaan anak-anak Allah ”karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan” (Rm 8:19-21).

1.7. PERPISAHAN DARI BANGSA-BANGSA; BABEL

Berkat melalui satu bangsa

Sesudah air bah, Allah tidak lagi berjalan dengan semua bangsa. Ia membiarkan mereka untuk sementara waktu dan mulai fokus pada satu bangsa saja, yaitu keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub. Tetapi, tujuan-Nya tidak berubah. Melalui jalan yang sempit ini, Ia akan memberkati segala bangsa (Kej 12:3; lih bab 2).

Dalam Kejadian 10 dan 11, sebelum masuk jalan sempit ke satu bangsa, Allah seolah-olah memisahkan diri-Nya dari bangsa-bangsa.

  • Pasal 10: Daftar bangsa-bangsa. Sebelum perhatian dipusatkan pada garis keturunan Israel, kita melihat jumlah bangsa-bangsa di seluruh dunia.
  • Pasal 11:1-9: Untuk menjamin kelangsungan hidup dari keturunan perempuan (melalui Abraham kepada Israel), Tuhan menghancurkan kekuasaan dan kesatuan umat manusia keturunan ular.
  • Pasal 11:10-32: Garis keturunan perempuan dilanjutkan melalui Nuh/Sem ke Abra(ha)m. Dalam pasal 12 dimulailah riwayat hidup Abram dan keturunannya―bangsa-bangsa lain tidak dilupakan Allah, tetapi hidup sementara di luar lingkaran perjanjian-Nya.

Dalam skema kita:

background image

Babel: Pemberontakan terhadap Allah

Setelah air bah, manusia tetap memiliki kecenderungan yang kuat untuk hidup terlepas dari Allah dan memperoleh jaminan hidup berdasarkan kekuatannya sendiri. Manusia tetap bersifat congkak, bahkan mau menjadi seperti Allah. Tetapi, Allah turun tangan dan memecah belah kesatuan itu, serta menyerakkan manusia ke seluruh bumi.

Sejarah ini juga memiliki arti lebih jikalau dimengerti dengan mengingat perseteruan antara keturunan ular dengan keturunan perempuan. Maka Babel bukan sekadar petunjuk historis dan geografis, tetapi juga rohani. ”Babel” melambangkan kekuasaan manusia sendiri, kemampuannya, ketenarannya, kehausannya akan kekayaan, dan sifatnya seba gai perampas. ”Babel” adalah kota manusia yang bermusuhan dengan kota Allah, Yerusalem.

Dalam skema:

Babel Yerusalem
Kejadian 11-12 Menara Babel
Pemberontakan melawan Allah.
Allah mengeluarkan Abraham dari Ur (di Babel)
Ibrani 11:10: Abraham menantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.
Masa raja-raja Kerajaan Babel—yang penuh kuasa melalui Raja Nebukadnezar. Ia merampok Yerusalem, menghancurkannya, dan membawa umat itu ke dalam pembuangan di Babel. Kerajaan Daud di Yerusalem, ibu kota Israel. Allah berdiam di sini dalam Bait-Nya. Tetapi pada tahun 596 SM, Yerusalem dihancurkan dan penduduknya ditawan. Setelah 70 tahun, sebagian kecil orang kembali serta memulai lagi pembangunan kota dan Bait Allah.
Wahyu Kota Babel, kota duniawi yang penuh kekuasaan, kemewahan dan sihir. Kota ini akan dihancurkan secara definitif. Kota Yerusalem yang baru turun dari surga ke bumi. Allah berdiam di sana untuk selama-lamanya di tengah umat-Nya (lih Why 21-22).

Jika kita membaca lebih jauh di dalam Alkitab, maka kita menemukan nama Babel beberapa kali. Pertama-tama, pada akhir periode raja-raja keturunan Daud. Raja Babellah yang telah mengepung Kota Yerusalem, memasukinya dan menghancurkannya, dan yang membawa umat Allah ke dalam pembuangan. Demikian juga pada bagian akhir Alkitab. Di situ Babel muncul sebagai simbol kekuasaan dunia yang berperang melawan Yerusalem, kota Allah.

1.8. PEMBAHASAN

1. Segala sesuatu adalah ilahi, segala sesuatu adalah materi

Tulislah di satu kertas: pemikiran dunia timur (segala sesuatu adalah ilahi) dan di kertas lain: pandangan teori evolusi (segala sesuatu ada karena evolusi materi), sekaligus membahas ciri-ciri setiap pendekatan.

Bentuklah kelompok-kelompok kecil maksimal enam orang dalam setiap kelompok. Setiap kelompok mendapat satu kertas besar dan memilih salah satu dari kedua pandangan tersebut (segala sesuatu ilahi atau segala sesuatu materi). Setiap kelompok membahas dampak pandangan yang dipilih itu bagi:

  • pemikiran tentang Allah dan hubungan dengan Allah;
  • perbedaan antara manusia dan binatang;
  • penentuan tentang apa yang benar dan salah (secara etis).

Kesimpulannya ditulis dalam kertas besar tersebut.Setiap kelompok mempresentasikan poster mereka di dinding.

2. Pekerjaan penciptaan Allah

Buatlah secara pribadi atau kelompok, satu kolase atau presentasi (msl, dengan memakai PowerPoint), yang membuat Anda terkesan ketika membaca sejarah penciptaan dalam Kejadian 1 dan hasilnya yang ada di dunia ini. Nyanyikan atau bacakan Mazmur 104 dalam presentasi tersebut.

3. Akibat dari dosa

Lukiskan dalam satu poster besar skema berikut:

background image

Dosa telah merusak keempat relasi manusia yang dilukiskan di sini. Carilah masing-masing dari keempat relasi ini ayat-ayat Kejadian 3 yang menjelaskan bahwa relasi ini telah rusak oleh dosa.

Selanjutnya lengkapilah itu dengan contoh-contoh dari kehidupan sehari-hari Anda sendiri.

Hal ini juga dapat dilakukan oleh tiap kelompok di mana satu kelompok berfokus pada satu relasi, dan kelompok lain pada relasi lainnya. Hasil pekerjaan kelompok dapat dipresentasikan dan dibahas dalam pleno.

4. Perempuan dan ular

Gantungkan dua lembar kertas besar. Tulislah pada lembar yang satu ”keturunan ular” dan lembar lain ”keturunan perempuan”. Masingmasing orang mendapatkan sepuluh kertas kecil. Tulislah di atas lima kertas kecil itu satu nama dari Alkitab yang termasuk wilayah ular dan nama-nama yang termasuk wilayah perempuan. Setelah itu, setiap orang menempelkan hasilnya di atas dua kertas besar, lima di kertas ”keturunan ular”, dan lima di ”keturunan perempuan”. Yang membuat ini menjadi lebih menarik (dan mungkin lebih sulit) adalah meminta agar nama-nama tersebut ditempelkan menurut urut-urutan historisnya.

Bicarakan hasilnya:

  • Adakah nama-nama yang perlu dijelaskan?
  • Adakah nama-nama yang saling berhubungan (msl, karena terlibat dalam peperangan antara Yerusalem dan Babel, dsb)?

5. Kejadian 4: Gaya kreatif

Bentuklah dua kelompok. Kelompok yang satu mencari semua ciri-ciri khas dari keturunan perempuan dalam Kejadian 4, kelompok yang lain mencari hal serupa dari keturunan ular (bisa juga melakukannya dari seluruh Kej 4–11). Masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya secara kreatif. Selanjutnya percakapkan bersama-sama bagaimana ciri-ciri ini dapat dilihat, dianjurkan, atau dilawan dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan untuk diskusi

1. Banyak orang mengatakan bahwa kisah mengenai penciptaan berasal dari periode pembuangan Israel di Babel. Berdasarkan kisah itu, orang Israel hendak menekankan bahwa mereka memiliki satu Allah yang Mahabesar dan kuat dalam mengatasi situasi yang kacaubalau. Jika Anda merenungkan pandangan ini, apa pengaruhnya bagi kehidupan iman Anda bahwa Allah sungguh-sungguh telah menciptakan dunia ini melalui firman-Nya dari yang tidak ada menjadi ada? Sharingkan jawaban Anda.
2. Kejatuhan dalam dosa juga mengakibatkan perasaan malu. Diskusikan apa hubungan antara perasaan malu dan dosa? Perasaan malu manakah yang baik, dan manakah yang tidak baik?
3. Bacalah Wahyu 12:1-6. Bagaimana Anda menerangkan teks ini berdasarkan Kejadian 3? Menurut Anda, siapakah perempuan itu?
4. Bagaimana Anda menempatkan ”janji induk” dalam kehidupanmu sendiri? Apa yang Anda alami dari permusuhan antara keturun an ular dan keturunan perempuan? Bagaimana janji itu (dan pemenuhannya) memberi kemenangan kepada Anda?
5. Elemen-elemen mana dalam Kejadian 4 yang melukiskan pola ular dan keturunannya di satu sisi, dan pola perempuan dan keturunannya di sisi lain?
6. Adakah persamaan antara masa kini dan masa Nuh? Apakah Anda juga melihat persamaan antara Nuh (yang penuh iman membangun bahtera) dan apa yang kita perbuat di masa kini?
7. Petrus mengatakan air dari air bah mengiaskan air baptisan (1Ptr 3:21). Jelaskan persamaan antara baptisan dan air bah itu. Apa yang dapat kita pelajari di sini?
8. Bacalah Matius 7:13-14. Dikatakan bahwa sedikit orang yang diselamatkan tidak hanya dilihat pada masa air bah, tetapi juga pada masa lain di dalam Alkitab. Yang manakah itu? Apa artinya bagi kita?
9. ”Babel” mengacu pada manusia yang membangun identitasnya terpisah dari Allah. Apakah Anda (atau manusia saat ini) juga bersifat serupa dengan membangun ”Babel” sendiri? Sebagai orang Kristen, bagaimana sikap Anda terhadap hal ini?

Persiapan bab selanjutnya

Persiapan masuk ke bab 2

Akan sangat baik jika Anda, sebelum masuk bab 2, pertama-tama membaca seluruh Kejadian 12–50 sebagai kesatuan sejarah. Jika Anda tidak memiliki cukup waktu untuk itu, bacalah sesuai dengan pembagian berikut ini:

  • Kejadian 12:1-9 dan 15:1-21
  • Kejadian 16 dan 22:1-14
  • Kejadian 21:1-20 dan 27
  • Kejadian 25:19-34 dan 27
  • Kejadian 28 dan 29
  • Kejadian 30:1-24; 31:1-16
  • Kejadian 32:2-33
  • Kejadian 35
  • Kejadian 37
  • Kejadian 39-41
  • Kejadian 42-45
  • Kejadian 46
  • Kejadian 48
  • Kejadian 49

Bagian-bagian Alkitab selanjutnya dapat juga dibaca bersama dengan pasal-pasal di atas:

Perjanjian Lama Perjanjian Baru
Kejadian 12 - Roma 4
- Galatia 3:1-14 dan 4:21-31
- Ibrani 11:8-19
Kejadian 25:19-34 dan 27 - Roma 9:10-18
- Ibrani 11:20-22

Saran

Bacalah Alkitab seperti Anda membaca roman. Cobalah membaca seluruh Kitab Kejadian 12–50.

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    Jasper Klapwijk
  3. ISBN:
    978-602-1006-06-1
  4. Copyright:
    © 2015, LITINDO
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih