Kita mulai buku ini (melalui sepuluh langkah mengamati pentingnya arti Perjanjian Lama bagi kehidupan kristiani) dengan suatu bab umum mengenai Alkitab secara keseluruhan.
1. ALKITAB: BANYAK KITAB ... SATU BUKU
Kata ”Alkitab” berarti ”kitab-kitab”. Alkitab adalah kumpulan kitab yang ditulis oleh orang-orang dalam berbagai bahasa dan zaman yang berbeda. Skema kronologis berikut ini memperlihatkannya:
Perjanjian Lama | Perjanjian Baru |
---|---|
|
|
Alkitab memang satu buku ajaib. Buku yang terakhir ditulis 1.500 tahun setelah yang pertama. Sejumlah besar orang telah menulis kitabkitab dalam bahasa dan waktu, serta dalam gaya (style) dan jenis literer (genre) yang sangat berbeda. Lalu apa yang membuat Alkitab menjadi satu buku?
Untuk menjawabnya kita menyebutkan empat hal:
Satu garis cerita
Bayangkan bila seseorang yang belum mengenal Alkitab menanyakan ringkasan isi Alkitab kepada Anda. Apa yang akan Anda katakan? Saya pernah mengajukan pertanyaan ini dalam beberapa kursus dan tampaknya banyak yang merasa sulit menjawabnya. Garis sederhana berikut ini akan memberi penjelasan yang baik.
Alkitab memiliki satu garis yang jelas. Ini akan tampak mencolok jika Anda membandingkan bagian permulaan dengan bagian akhir Alkitab. Dalam bagian awal Alkitab (lih Kej 1 dan 2), diceritakan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi. Pada bagian akhir Alkitab (lih Why 20 dan 21), kita membaca bahwa suatu langit dan bumi yang baru akan datang. Pertanyaan yang muncul: Mengapa harus ada penciptaan langit dan bumi yang baru? Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus kembali pada bagian awal Alkitab (lih Kej 3): manusia telah memberontak terhadap Allah dan telah memilih jalannya sendiri. Akibatnya, dunia ditaklukkan oleh dosa, kesengsaraan, dan penderitaan. Fakta ini begitu hebat dan radikal sehingga perlu ada penciptaan segala sesuatu yang baru. Kisah Alkitab memperlihatkan bagaimana Allah mencapai tujuan-Nya itu: suatu dunia baru nan indah dipenuhi oleh orang-orang yang memuji Dia dan bersukacita bersama-sama. Di dalam serangkaian kisah yang merupakan satu garis cerita itu, kita melihat bahwa demi memenuhi tujuan Kejatuhan dalam Dosa Penciptaan Penciptaan Kembali (baru) penebusan, Allah telah menjadi manusia, yakni di dalam Yesus Kristus. Ia mengambil alih kesengsaraan manusia dan membuka jalan ke dunia yang baru.
Satu Penulis
Meskipun Alkitab berasal dari berbagai penulis di zaman yang berbeda-beda, toh memiliki satu garis yang jelas, yakni adanya satu Penulis sebagaimana diungkapkan Petrus berikut ini: Yang terutama harus kamu ketahui ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah (2Ptr 1:20-21).
Manusia menulis Alkitab, tetapi Roh Kuduslah yang telah menginspirasi mereka. ”Inspirasi” tidak berarti Allah mendikte kata demi kata tentang apa yang harus dituliskan mereka. Mereka juga melakukan penelitian saat menyusun tulisan. Para penulis secara manusiawi tentu berbeda satu dengan yang lain, misalnya dalam tingkat pendidikan atau karakter. Di dalam proses penulisan itu karakter dan latar belakang mereka (situasi sosial, kultural, historis) turut berperan. Misalnya, gaya tulisan Yohanes sangat berbeda dengan Paulus, tetapi Roh Kudus telah menjaga sedemikian rupa sehingga hasilnya tepat seperti yang Allah kehendaki, yaitu firman-Nya, sabda-Nya yang kudus.
Satu Tokoh utama
Sama seperti banyak buku lainnya, Alkitab memiliki satu Tokoh utama: Yesus Kristus.Yesus berkata kepada para ahli Taurat:
Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa di dalamnya kamu temukan hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku ... (Yoh 5:39).
Yesus tampil di muka umum |
---|
Selama tiga setengah tahun Yesus berkeliling di Israel. Ia memberitakan Injil Kerajaan Allah dan melakukan berbagai tanda dan mukjizat. |
Perjanjian Lama ditulis jauh sebelum Yesus lahir. Tetapi, Yesus toh mengklaim bahwa seluruh Perjanjian Lama (Kitab Suci) adalah kesaksian tentang Dia sebagai Penebus (Mesias) yang dijanjikan itu.
Dengan kata lain, semua kurban dalam Perjanjian Lama melambangkan kurban yang akan Yesus lakukan ketika Ia mati di kayu salib.
Perjanjian Baru ditulis setelah kedatangan Yesus ke dunia yang menceritakan dan menjelaskan apa yang telah Ia kerjakan untuk menebus manusia.
Satu tujuan
Alkitab memiliki satu tujuan: memperkenalkan Yesus sebagai Penebus dunia sehingga dunia percaya kepada-Nya. Yohanes menegaskan pada akhir Injilnya sebagai berikut: Memang masih banyak tanda mukjizat lain yang diperbuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi hal-hal ini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya karena percaya, kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya (Yoh 20:30-31).
2. ISI PERJANJIAN LAMA
Perjanjian Lama dimulai dengan penciptaan dunia, lalu berkisah tentang manusia yang memilih untuk berdosa, terserak di dunia, serta air bah (lih Kej 1–11). Sesudah itu, manusia melawan Allah dan membangun Menara Babel. Setelah pengacauan bahasa, Allah memutuskan berjalan terus dengan satu umat khusus untuk sementara waktu.
Karena itu, Ia memilih Abraham, mengadakan perjanjian dengannya, dan berjanji bahwa dari keturunannya akan datang penebus sebagai berkat bagi semua bangsa di dunia (lih Kej 12). Akhir dari Perjanjian Lama menceritakan apa yang terjadi dengan umat yang telah dipilih oleh Allah (Israel).
Jadi, Perjanjian Lama berkisah tentang sejarah kejatuhan manusia, namun harapan akan datangnya Penebus, Sang Mesias yang akan dikirim oleh Allah, tetap terdengar.
Kitab-kitab dalam Perjanjian Lama:
Lima kitab yang pertama (Kejadian–Ulangan)Kitab-kitab ini disebut ”Taurat” (dari kata Ibrani ”tora” yang berarti peng ajaran, hukum), lima kitab Musa atau Pentateukh (”lima kitab”, bh Yunani). Kitab-kitab ini menceritakan sejarah penciptaan sampai Tuhan menuntun umat-Nya, Israel, memasuki tanah Kanaan. Sebagian besar kitab-kitab ini memang ditulis oleh Musa (msl Kel 17:14 dan Ul 31:9). Beberapa bagian ditambahkan setelah Musa meninggal (lih Kej 36:31-36 dan Ul 34).
Kitab Yosua–Ester
Kitab-kitab ini berisi sejarah dan menceritakan periode sejak bangsa Israel memiliki tanah Kanaan, disusul periode hakim-hakim, serta masa raja-raja Israel dan Yehuda. Pada akhir periode ini ada pembuangan ke Babel dan Asyur, kemudian kembali dari pembuangan.
Kitab Ayub–Kidung Agung
Kitab-kitab ini berisi puisi yang ditulis pada masa sepanjang sejarah Israel.
Kitab Yesaya–Maleakhi
Kitab-kitab ini berisi nubuat yang menceritakan kembali apa yang dikatakan oleh para nabi kepada raja-raja dan umat Israel atas nama Allah pada masa sepanjang sejarah Israel sampai datangnya Perjanjian Baru.
Urutan kitab-kitab dalam Alkitab yang kita pakai pada masa kini berbeda dengan urutan yang sudah lazim pada orang Yahudi dan Yesus di masa itu. Mereka memakai urutan seperti berikut:
Yesus mengenal satu Alkitab yang di dalamnya terdapat kitab-kitab dalam urutan seperti ini yang tampak dari Lukas 11:50-51. Dalam ayat-ayat tersebut, Yesus berkata bahwa akan diminta pertanggungjawaban atas darah para nabi yang telah ditumpahkan, ”mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah”. Hal ini agak aneh jika Anda memperhatikan sejarah. Karena setelah Raja Yoas membunuh Nabi Zakharia, masih ada juga darah nabi-nabi lain yang ditumpahkan. Tetapi, jika Anda ingat pembunuhan Habel ditulis dalam Kejadian 4 dan pembunuhan Zakharia ditulis dalam 2 Tawarikh 24, maka Anda akan mengerti bahwa Yesus sedang berbicara tentang pembunuhan nabi pertama dan terakhir dari Alkitab-Nya, yakni sesuai dengan urutan Perjanjian Lama yang dipakai orang Yahudi.
3. NAMA PERJANJIAN LAMA
Jika pada hari Paskah Yesus memberi penjelasan kepada murid-muridNya bahwa penderitaan dan kematian-Nya sudah dinyatakan dalam Kitab-kitab Suci, Ia berkata: ”Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam Kitab Taurat Musa dan Kitab Nabi-nabi dan Kitab Mazmur” (Luk 24:44).
Demikianlah, orang pada masa itu menunjuk pada apa yang kita sebut sekarang Perjanjian Lama: Taurat, Nabi-nabi, dan Mazmur (atau kitab-kitab―ketubim, lih di atas). Sering disingkat menjadi hanya ”Taurat dan Nabi-nabi”, bahkan lebih singkat lagi, hanya ”Taurat” (msl, dalam Mat 5:17-18). Jadi, jika Perjanjian Baru berbicara tentang ”Taurat” maka kita biasanya cepat mengingat sepuluh hukum. Tetapi, sebutan itu lebih sering menunjuk pada lima kitab pertama dari Musa (tora), atau bahkan seluruh Alkitab (tora + nabi-nabi + kitab-kitab) yang ada pada waktu itu.
Lalu bagaimana kita menyebut kumpulan kitab itu Perjanjian Lama?
Sebutan ini diambil dari 2 Korintus 3:14. Paulus hendak menjelaskan bahwa Kitab Suci yang dibaca oleh orang Yahudi tidak dapat dimengerti bila terlepas dari Kristus. Ia berkata: Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya dalam Kristus selubung itu disingkapkan (bnd juga dengan Yer 31:31-33).
Jadi, Alkitab adalah satu buku dengan satu garis sejarah yang jelas dengan Kristus sebagai Tokoh utama dan pusat sejarah. Anda sebaiknya membaca Alkitab secara demikian sehingga akan menjadi jelas dalam bab-bab berikut. Karena itu, kita memilih pendekatan yang berbeda dengan mereka yang melihat Perjanjian Lama sebagai kitab orang Yahudi, yang telah diambil alih gereja Kristen dengan interpretasinya sendiri. Kita juga tidak sama dengan orang yang mempertentangkan antara Perjanjian Lama dengan Israel dan Perjanjian Baru dengan Gereja.
Siapa yang ingin membaca Perjanjian Lama secara benar harus belajar menarik garis sejarah penyelamatan dari zaman purbakala melalui Kristus ke masa kini. Hal tersebut sangatlah penting untuk melihat kesatuan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Hubung an Allah dengan umat-Nya pada prinsipnya tidak pernah berubah, namun menjadi lebih jelas dan lebih kaya di dalam Yesus. Orang yang melepaskan hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, serta menganggap Perjanjian Lama hanya sebagai kumpulan cerita-cerita indah, lagu-lagu, dan nubuat-nubuat, sebenarnya telah kehilangan fondasi bahwa semuanya itu tentang Allah yang sama dengan kesejajaran yang sama pula―satu sejarah, satu garis, satu umat Allah, dan satu gereja.
1. Jelaskan secara singkat garis sejarah dalam Alkitab?
Bayangkanlah Anda bertemu dengan seseorang yang belum mengenal Alkitab dan Anda mau menjelaskan isinya secara singkat. Bagaimana Anda menjelaskannya?
Bentuklah beberapa kelompok beranggotakan dua orang dan berlatihlah dalam pertemuan tersebut. Setelah latihan, cobalah mengeva luasi baik kelebihan dan kekurangannya. Bila perlu, mintalah seseorang mengamati setiap pasangan yang nantinya akan memberi evaluasi dan stimulasi.
2. Bagaimana Anda membaca Perjanjian Lama?
Sharingkan dalam kelompok-kelompok kecil pengalaman Anda dalam membaca Perjanjian Lama.
3. Susunlah dalam urutan
Buatlah beberapa baris kecil dari kartu yang bertuliskan nama tokoh atau peristiwa dalam Perjanjian Lama. Bentuk kelompok-kelompok yang beranggotakan empat orang, dan berikan kepada setiap kelompok satu baris kartu. Minta mereka menyusunnya sesuai urutan historis. Perhatikan kelompok mana yang lebih dahulu selesai, lalu cek hasilnya.
Percakapkan latihan itu sekarang. Kartu-kartu mana yang sulit?
Periode mana yang lebih banyak menghasilkan persoalan? Apakah Perjanjian Lama sangat dikenal atau belum terlalu dikenal?
Persiapan masuk ke bab 1
Tujuan dari buku ini adalah menyediakan dukungan bagi Anda dalam membaca Perjanjian Lama. Karena itu, penting untuk tidak saja membaca buku ini, tetapi juga bagian-bagian Alkitab yang dibahas di dalamnya. Jadi, silakan membaca pasal-pasal Alkitab berikut sebelum Anda mulai membaca bab selanjutnya dari buku ini:
|
|
Metode M3BDalam membaca dan memahami sebagian Alkitab, cobalah memakai metode M3B:
|