Dalam bab ini akan kita teliti sifat ibadah sebagai pelayanan yang berfungsi dalam rangka Perjanjian Anugerah.
Sudah kita lihat (Bab 1), bahwa pada zaman PB dalam masyarakat berbahasa Yunani kata liturgi (Yunani leitourgiα, leiturgia) mengandung arti dinas, yakni pelayanan untuk rakyat. Setiap tugas untuk kepentingan negara atau kepentingan umum dapat dinamakan ”leiturgia”.
Dalam Septuaginta kata ”leitourgia” dipakai untuk menun-jukkan pelayanan imam-imam Yahudi di dalam Kemah Suci dan di dalam Bait Allah (lih juga hlm. 2). Oleh pengaruh Septuaginta kata ”leiturgia” pertama-tama dipakai dalam Gereja Purba untuk tugas kultus orang Yahudi, yaitu pekerjaan imam-imam. Sejajar dengan itu bapak-bapak Apostolis menggunakan ”liturgi” untuk kebaktian Perjamuan Kudus (ekaristi).
Dalam arti suatu dinas atau pelayanan umum untuk seluruh rakyat kata ”leiturgia” digunakan dalam masyarakat pada masa PB:
”Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah (”leiturgia”) dipercikinya secara demikian dengan darah.” (Ibr 9:21)
Dan”Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya (”leiturgia”) dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama ....” (Ibr 10:11)
Dari konteks nasnas di atas jelas, bahwa Surat Ibrani menyebut Yesus Kristus sebagai Pelaksana liturgi Yang Agung, umpamanya dalam Ibrani 8:1-2 dan 6 (bnd hlm. 5):
... kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di surga, dan yang melayani ibadah (”leiturgia”) di tempat kudus ....” ”... sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan (”leiturgia”) yang jauh lebih agung ....”
Jadi, menurut nasnas ini liturgi yang paling agung diadakan di surga. Sewaktu Yesus Kristus terangkat ke surga, liturgi juga diangkat ke surga bersama Dia. Jadi, kita lihat satu liturgi di surga dan satu liturgi di dunia yang saling berkaitan. Kalau kita mengadakan liturgi di dunia ini, maka perlu kita sadari keter-kaitannya dengan liturgi agung itu. Kita salah jika mengabaikan liturgi yang terpenting itu. Yesus Kristus mengadakan suatu upacara liturgi di dalam surga, secara konkret: pelayanan pendamaian yang sungguh benar!
Jika kita tidak mempedulikan itu, kita akan terjerumus ke dalam bahaya ajaran, yang masih mempertahankan pelayanan pendamaian di dunia ini.
Walaupun Kristus melaksanakan pelayanan-Nya yang agung di surga, itu tidak berarti tidak ada pelayanan yang tinggal di dunia. Sebaliknya, tetapi sifatnya secara asasi lain dari pelayanan imam-imam dalam agama Yahudi. Pelayanan dalam ibadah kita berkaitan dengan pelayanan Kristus di surga. Paulus menyifatkan pelayanan ini sebagai pelayanan pendamaian:
”... semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami .... Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Kristus.” (2Kor 5:18, 20)
Tampaklah hubungan antara pekerjaan Kristus dan ibadah di dunia. Kristus di hadapan Allah bertindak sebagai ”pengan-tara” untuk jemaat di dunia. Liturgi di dunia terutama bersifat ”menerima”, artinya menerima karya Imam Besar Kristus dari surga. Dari surga Kristus membagi-bagikan kebaikan-Nya.
”Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya.” (2Kor 9:9)
Itulah pembagian melalui pendengaran tentang segala perbuatan Allah untuk menyelamatkan kita, dan tentang kesetiaan Allah dalam Perjanjian. Inilah intisari ibadah yang tidak akan membosankan orang percaya yang berulang-ulang mendengar-nya. Sebagai alat untuk membagikan segala karunia-Nya, Kristus menggunakan hamba-hamba (yaitu pelayan-pelayan) seperti Paulus (Rm 1:1; Tit 1:1), Yakobus (Yak 1:1), Petrus (2Ptr 1:1):
”Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus!” (Ef 4:11-13)
Betapa kayanya pelayanan Kristus untuk jemaat-Nya! Untuk menyempurnakan jemaat, sampai jemaat sendiri bekerja dalam pekerjaan pelayanan. Nas ini memperlihatkan hubungan erat antara pelayanan Kristus dan pelayanan anggota-anggota dalam jemaat. Karena pelayanan dalam rangka perjanjian bukan saja mengandung pelayanan Allah dan Kristus untuk kita, tetapi juga mencakup segi yang lain, sebagai berikut:
Dalam ibadah, pelayanan mencakup 3 aspek:
1. Pelayanan Kristus kepada kitaOleh RohNya yang kudus, Kristus memberi pelayanan pendamaian kepada kita. Pendamaian ini dianugerahkan kepada kita dalam pelayanan Firman dan Sakramen. Di dalamnya kita memperoleh pembenaran dan kehidupan yang kekal (bnd 2Kor 3:6, 8, 9; 5:18; Ef 3:7; Kol 1:25).
2. Pelayanan kita kepada AllahYaitu pelayanan kita dalam doa, persembahan, dan syukur.
3. Pelayanan kita kepada persekutuanKita saling bersekutu, kita berdoa bersama-sama untuk persekutuan seutuhnya, kita mendengar Firman bersama-sama, menyanyi dan memberi korban persembahan.
Kita mengadakan ibadah kita sebagai umat perjanjian19. Jadi, liturgi kebaktian melibatkan kedua pihak perjanjian itu TUHAN dan MANUSIA. Masing-masing pihak ”berfungsi” ”aktif” dalam liturgi setiap hari Minggu. Artinya, kedua pihak dalam perjanjian mewujudkan dan membentuk bersama-sama kebaktian. Kedua pihak bertemu dalam kebaktian. Ada unsur liturgi yang dikerjakan TUHAN, dan ada unsur yang dikerjakan MANUSIA. Dan unsur-unsur ini tersusun sedemikian rupa, sehingga yang satu berkaitan dengan yang lain, bagaikan suatu percakapan antara dua pihak.
Ibadah bagaikan percakapan antara kedua pihak itu. Lagi pula kita saling bertemu di dalam perkumpulan jemaat, dan kita saling menerima yang satu sama yang lain sebagai saudara ”di dalam Yesus Kristus”.
Tiap kebaktian merupakan pembaruan perjanjian anugerah antara Tuhan dan manusia. Kedua pihak mengulangi dan meneguhkan janji-janji dan tuntutan-tuntutan mereka. Demikianlah Tuhan menerima hormat, dan manusia menerima penghiburan dan peneguhan iman.
Yaitu menurut pola yang berikut:
TUHAN | MANUSIA |
– Tuhan bertemu dengan kita – Tuhan datang kepada kita – Tuhan berbicara – Tuhan mendengar – Tuhan melepaskan kita – Tuhan menghias kita dengan kebenaran |
kita bertemu dengan Tuhan kita datang kepada Tuhan kita dengar-dengaran kepada Tuhan kita berbicara dalam doa kita memuliakan nama-Nya kita memuji kebajikan-Nya |
Dalam ibadah Tuhan memelihara dan melayani umat perjanjian-Nya dengan Firman dan Roh. Inilah denyut jantung kehidupan Kristen. Dalamnya kita mengecap sekarang kehidupan kekal yang akan datang!
Pelayanan ini kita alami dalam liturgi kebaktian hari Minggu.