11. Gereja Pertama

Selain keterkaitan liturgi Gereja Pertama dengan ibadah Yahudi di Bait Allah dan di Sinagoge, ada juga data-data liturgis lainnya dalam PB, yang disajikan dalam bab ini.

Alkitab tidak memberikan lukisan utuh tentang ibadah-ibadah pertama. Artinya, rincian tata ibadah itu tidak diberikan. Dalam beberapa cerita Alkitab tentang kehidupan jemaat, hanya muncul berbagai data liturgis, umpamanya pelayanan Firman, memecahkan roti, makan bersama-sama, berdoa, dan menaikkan pujian. Memang diberikan petunjuk sedikit dalam Kisah Para Rasul 2:42, 46; 5:42; 20:7, tapi tidak ada pola tertentu. Yang dapat kita buat ialah mendaftarkan semua data itu, lalu menyelidikinya dan menilai kepentingannya (relevansinya) untuk penciptaan liturgi dalam gereja masa kini.

Tempat untuk berkumpul

Yesus bersama murid-murid-Nya biasanya ke sinagoge pada hari Sabat. Dan pada hari-hari raya (seperti Paskah) mereka ke Yerusalem untuk beribadah di Bait Allah. Yesus sering mengungkapkan kesan-Nya yang kritis terhadap kaum Farisi di sinagoge dan kaum Saduki (golongan imam) di Bait Allah. Ia terutama membenci kemunafikan dalam ibadah. Ia tekankan ibadah yang benar, yaitu dalam hati batin manusia, dan bukan dalam segala macam perbuatan lahiriah. Umpamanya dalam Matius 6:2.

”Apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji.”

Yesus menekankan hal doa, juga secara pribadi. Ia sendiri mencari tempat-tempat yang tenang untuk menghadap Bapa-Nya.

Paulus juga menyatakan bahwa ibadah dalam batin manusia lebih penting dari ibadah yang dapat dilihat dengan mata: tubuh kita harus menjadi ”bait Allah”, tempat berdiam untuk Roh Kudus. Kebatiniahan ini ditekankannya dalam surat kepada jemaat di Roma:

”... supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Rm 12:1)

Akan tetapi, bukan saja secara pribadi. Juga dalam persekutuan dengan semua orang percaya. Karena jemaat adalah tubuh Kristus, demikian Paulus dalam 1 Korintus 12–14 dan Efesus 4. Dan setiap orang percaya (di samping ibadahnya yang pribadi) wajib menggabungkan diri ke dalam perkumpulan jemaat.39

Demikian juga dilakukan Yesus dengan murid-murid-Nya. Mereka berkumpul di berbagai tempat:

  • di bait Allah: Yesus mengajar di bait Allah, Matius 21–25; jemaat pertama-tama berkumpul di bait Allah, Kisah Para Rasul 2:46.
  • di sinagoge: Lukas 4 (Yesus di Nazaret); Kisah Para Rasul 13; 14. l
  • di suatu rumah: di Yerusalem (Luk 24; Kis 12:12); di rumah Nimfa di Laodikia (Kol 4:15).

Sebenarnya jemaat dapat berkumpul di mana saja. Yang penting ialah berkumpul ”dalam persekutuan yang erat” (Kis 5:12) dan ”dengan satu hati” (Rm 15:6) dan (sebagai syarat yang terpenting) berkumpul dalam nama Kristus.

background image

Pelayanan Firman

Dari 1 Korintus 14 dapat kita ketahui sedikit tentang ”pelayan-an Firman”: Paulus tekankan pada ayat 40 bahwa ”segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur”. Di Korintus ternyata ada banyak aspek kebaktian: bermacam-macam karunia Roh. Tetapi, Paulus menasihati mereka dan menunjuk sebagai syarat: semuanya perlu membina jemaat, ayat 12, 17. Yang disebut Paulus sebagai unsur-unsur kebaktian: berkata, berkata-kata dengan bahasa roh, bernubuat, berdoa, menyanyi, mengucap syukur, mengaminkan apa yang didengar. Umpamanya dalam 1 Korintus 14:26:

”Bilamana berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.”

Dari apa yang dikerjakan Petrus dan Paulus menjadi jelas, betapa pentingnya pemberitaan Firman dalam masa setelah Pentakosta. Perjamuan Kudus Dalam 1 Korintus 11 Paulus menegur jemaat Korintus, karena ada kesalahan-kesalahan dalam perjamuan malam. Sekarang ia coba mengaturnya kembali, sesuai petunjuk-petunjuk pertama (”meneruskan apa yang ia sudah terima”, ay 23).

Perjamuan Kudus

Dalam 1 Korintus 11 Paulus menegur jemaat Korintus, karena ada kesalahan-kesalahan dalam perjamuan malam. Sekarang ia coba mengaturnya kembali, sesuai petunjuk-petunjuk pertama (”meneruskan apa yang ia sudah terima”, ay 23).

Perjamuan Kasih (”agapè”, Yunani αgαpη)

Di samping Perjamuan Kudus (”pemecahan roti”, sebagai pusat dari perjamuan jemaat) terdapat ”perjamuan kasih” (yaitu ”pelayanan kasih”, ”diakonia”); jemaat makan bukan saja ”Per-jamuan Kudus”, tetapi juga lebih luas: bersama-sama makan makanan yang dibawa oleh masing-masing anggota menurut kesanggupannya. Perjamuan ini diadakan juga untuk menolong orang miskin, janda karena itu perjamuan ini disebut perjamuan kasih: orang kaya membawa makanan secukupnya, supaya dalam jemaat tidak ada yang kelaparan. Perjamuan ini terdapat dalam 2:42; 4:35; 20:7. Istilah memecahkan roti bukan saja menunjuk kepada Perjamuan Kudus, tapi juga kepada perjamuan kasih ini.

Biasanya perjamuan kasih ditutup dengan Perjamuan Kudus. Istilah ”Meja TUHAN” pada awalnya digunakan untuk perjamuan kasih seluruhnya. Tampaknya persekutuan (”koinonia”, Yunani koiνωνiα) merupakan unsur yang penting sekali dalam perjamuan malam. Lihat umpamanya 1 Korintus 10:17,

”Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua dapat bagian dalam roti yang sama itu.”

Bukan saja persekutuan satu sama lain sebagai jemaat, tapi juga persekutuan dengan Kristus. Karena perjamuan ini mengingatkan mereka kepada perjamuan-perjamuan yang dahulu diadakan dengan Kristus sendiri. Demikianlah kita melihat tiga unsur yang penting:

AGAPE, DIAKONIA, KOINONIA

agapè — kasih; perjamuan kasih

diakonia — pelayanan (kepada orang miskin)

koinonia — persekutuan dengan Kristus dan dalam jemaat

Menentang penyembahan berhala

Paulus tegas sekali menandaskan antitese antara perjamuan Tuhan dan penyembahan berhala. Biasanya cara penyembahan berhala mencakup makan daging yang sudah dipersembahkan kepada berhala. Jadi, Perjamuan Kudus harus tegas dibedakan dari penyembahan berhala.

1 Korintus 10:19-21 terjemahan bebas

”Apa yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa menyembah berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan kepada berhala-berhala adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah, dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan rohroh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan rohroh jahat.” (lih juga 1Kor 8)

Paulus menegur semua orang yang berpendapat, bahwa mereka dapat mempertahankan separo dari kehidupan kafir; karena mereka tidak dapat makan dari ”dua meja”.

Surat-surat rasuli

Kita dapat mendaftarkan beberapa data liturgi dari surat-surat rasuli, umpamanya:

DATA-DATA LITURGI DARI SURAT-SURAT

DOA — 1 Timotius 2:1, 2; Galatia 4:6; Roma 8:15

SYUKUR — 1 Timotius 1:18

PENGAKUAN — Filipi 2:6-11; Roma 10:9; 1 Korintus 15:3-4

PUJIAN — Roma 8:31-39; 11:33-36

NYANYIAN — Efesus 5:19; Kolose 3:16

BAPTISAN — Roma 6:3, 4; Efesus 5:14

PERJAMUAN — 1 Korintus 10:21; 11:20

AMIN — 1 Korintus 14:16; Wahyu 5:14

Sabat dan hari Minggu

”Menurut kebiasaan-Nya, pada hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat”, begitulah kita baca tentang Yesus danmurid-murid-Nya dalam Lukas 4:16. Yesus mengajar di Galilea pada hari-hari Sabat (Luk 4:31). Juga Paulus pergi pada setiap hari Sabat ke sinagoge (Kis 13:14-44; 14:1; 17:2; 19:8). Tetapi, setiap Injil menunjuk kepada kebangkitan Yesus Kristus bukan pada hari Sabat, melainkan pada hari pertama minggu baru. Hari itu dalam PB menjadi ”hari Tuhan” (Why 1:10, bnd 1Kor 16:2; Kis 20:7). Pada hari itulah jemaat berkumpul.

background image

6

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    G. Riemer
  3. ISBN:
    979-8976-50-9
  4. Copyright:
    © LITINDO 1995
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih