BAGIAN IV - Membina Misi Gereja

Buku ini adalah pedoman misi gereja-termasuk petunjuk penyelenggaraan pembinaannya.

Bagian I meletakkan dasar pengetahuan misi gereja yang perlu diketahui seluruh jemaat dan secara khusus mereka yang berminat pada aksi di bidang misioner ini.

Bagian II memperlihatkan pelapisan misi gereja dan akibatnya bagi organisasi misi itu, yaitu pembagian tanggung jawab dan perbedaan bidang-bidang misi itu secara konkret. Bagian III menyoroti tujuan misi ini, yang akan ditargetkan pada setiap tingkat misi gereja, dan yang harus diketahui oleh semua orang yang turut bermisi-mulai dengan seluruh jemaat dan lebih khusus lagi semua orang terlibat dalam penyelenggaraan misi gereja. Ketiga bagian ini menuntun pada penyelenggaraan pembinaan misi gereja, dengan membedakan tingkat-tingkat dan kelompok-kelompok tertentu, sebagai berikut:

1. Menuntun seluruh jemaat pada kesadaran misi gereja
2. Melatih keterampilan bersaksi
3. Membina anggota panitia misi

  1. Membina panitia pekabaran Injil yang disengaja
  2. Membina panitia perintisan gereja baru (dekat)
  3. Membina panitia perintisan gereja baru (jauh)
4. Pendidikan misioner
  1. Melatih mereka yang diutus dengan tugas khusus
  2. Misiologi di Sekolah Tinggi Teologi Pada bagian IV akan diajukan ide-ide dan kurikulum-kurikulum untuk setiap tingkat pembinaan misioner guna memperkuat misi gereja di dunia.

Siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungjawaban kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungjawaban dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena perilakumu yang baik dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.

1 Petrus 3:15-16
background image
Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan bukti bahwa Roh berkuasa, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.

1 Korintus 2:4-5
background image
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.

Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman sebagaimana telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

Kolose 2:6-7
background image

Menuntun Seluruh Jemaat Kepada Kesadaran Misi Gereja

1. Alat pertama untuk ”memperlengkapi” jemaat dan menginspirasi masing-masing anggotanya untuk bermisi adalah khotbah rutin. Me-lalui khotbah Roh Kudus akan mengerjakan dan memantapkan iman yang sungguh-sungguh, kehidupan yang saleh, dan menyiapkan hati yang bersedia dalam diri orang Kristen untuk hidup sebagaianak-anak terang, sebagai garam dunia, atau sebagai surat-surat Kristus, atau sebagai pohon yang berbuah-buah, atau yang dari dalam hatinya mengalir aliran-aliran air hidup.
2. Pembinaan jemaat juga sangat diberkati dengan penyelenggaraan seminar-seminar khusus. Program pemuridan sering menghasilkan motivasi yang lebih kuat untuk mampu bersaksi mengenai pengha-rapan yang ada padanya.
3. Jemaat awam perlu dibina untuk hidup baik di seluruh bidang kehidupan modern, untuk hidup terbuka, tidak malu (tetapi berani), benar, suci. Juga perlu dibimbing untuk terbiasa berbuat adil, membantu orang miskin, memberi tumpangan kepada orang yang membutuhkan tumpangan, dan untuk menyambut pendatang-pendatang pada ibadah hari Minggu.
4. Secara khusus, perlu juga belajar menjadi bendahara yang baik di bumi ini, menghindari polusi, mengurangi jejak ekologi dengan perilakunya, dan hi dup sesuai dengan etika lingkungan yang baik.
5. Di bidang olahraga, musik, sastra, ilmu, bisnis, dan lain-lain, jemaat perlu diarahkan untuk melihat semua bidang itu sebagai kesempatan dan tantangan untuk bersaksi tentang Kerajaan Allah dan meman-carkan terang Kristus dalam perbuatan.

Air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai pada hidup yang kekal, Yohanes 4:14.

belajar berbicara untuk menginjili

background image

Maka Yesus berkata, Akulah terang dunia; siapa saja yang mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup”, Yohanes 8:12.

background image

Melatih Keterampilan Bersaksi

Program pelatihan khusus untuk menjadi saksi yang baik

bagi Kristus

Tujuan pelatihan ini adalah menjadi mampu dan berani untuk bersaksi tentang pengharapan yang ada dalam hati kita. Pokok pelatihannya:

  • mengenal kesempatan-kesempatan baik untuk bersaksi;
  • peka menanggapi lawan bicara;
  • arif menceritakan isi Injil dan iman kita;
  • menerangkan apakah arti iman bagi diri kita sendiri;
  • meminta tanggapan lawan bicara terhadap kesaksian kita;
  • mengungkapkan inti Injil secara jelas dan sederhana;
  • menerangkan rencana Allah bagi dunia ini;
  • menerangkan arti ikut Kristus; dan arti menolak-Nya;
  • menjelaskan ”gereja” dan mengajaknya menjadi anggota;
  • mengarahkan pada keputusan untuk menerima atau menolak Injil;
  • membuatnya paham akan pengaruh-pengaruh hidup modern;
  • mengundang mereka menerima pemberian anugerah Allah.

Membangun sikap pembelajar untuk mengembangkan keterampilan pekabaran Injil.

Bagaimana kabar Anda? Sikap Anda? ”Terang” Anda?

Bagaimana komunikasi Injil yang baik, menarik, kreatif, dan efektif?

Apakah Anda berbakat dalam bidang pidato, debat, dan bahasa?

Apakah Anda rela belajar menjadi arif bicara?

Bagaimana memakai media modern (radio, televisi, internet)?

Sosial media sebagai sarana pekabaran Injil?

Bagaimana menjawab soal-soal sulit seperti:

  • Kalau Allah adalah kasih, kenapa Ia mengizinkan sengsara dunia?
  • Kenapa anak-anak-Nya masih kena penyakit, celaka, pengani ayaan, kemiskinan, kelaparan, dan seterusnya?
  • Mungkinkah Allah telah membiarkan bumi ini dan menyerahkannya pada pembinasaan, kejahatan, dan ketidakadilan?
  • Kenapa Allah yang adalah kasih menciptakan neraka untuk meng-hukum orang yang dihakimi-Nya?

KURSUS PENGINJILAN

Kepercayaan pribadi Siapakah saya?
Siapakah Allah?
Siapakah Kristus?
Bagaimanakah hubungan saya dengan Allah?
Di manakah tempat-Nya Kristus bagi saya?
Apa itu gereja?
Apa kepercayaan orang lain?
Dan posisi mereka terhadap Allah?
Apa itu dunia?
Apakah Alkitab? Strukturnya?
Apakah ”Injil”?
Bagaimanakah Allah menyatakan diri?
Apakah sejarah penyelamatan?
Rencana Allah?
Bagaimanakah saya membaca Alkitab?
Apakah efeknya bagi saya sendiri?
Bagaimanakah implikasi misioner Alkitab?
Apakah pembacaan itu mendorong saya bermisi?
Apakah Roh Kudus memberanikan saya?
Bagaimanakah saya mengembangkan keterampilan PI?
Apakah struktur gerejawi pada kerja misioner?
Bagaimanakah saya dapat melawan filsafat duniawi?
Bagaimanakah saya dapat menilai agama lain?
Apakah saya sanggup mengenal pelajaran palsu?
Apakah efeknya pembacaan Alkitab pada saya?
Bacalah Alkitab untuk memperoleh semangat misioner!

Membina Panitia Pekabaran Injil yang Disengaja

Panitia ini ditugaskan untuk mengembangkan kesadaran jemaat akan misinya dan untuk mengatur penginjilan oleh jemaat yang disengaja di luar jemaat. Mereka mendorong jemaat, dan memprakarsai aksi-aksi penginjilan secara efektif dan kreatif. Kualitas organisasi panitia ini sangat tergantung dari pengetahuan para anggotanya mengenai visi, misi, dan strategi penginjilan. Maka mereka harus dibina secara struktural dan regular. Tujuan pembinaan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Para peserta pada akhir pembinaan telah mendapatkan ...

  • pengetahuan bertambah – mengenai misi Allah dan, dalam rangka itu, misi pekabaran Injil yang menurut Alkitab;
  • keterampilan bertambah – untuk sendiri bekerja secara aktif dan efektif di bidang penginjilan, dan memimpin serta mengatur anggota-anggota jemaat yang ingin terlibat di bidang ini;
  • keyakinan dan motivasi bertambah – untuk mengabarkan Injil di dalam lingkungan jemaat agar supaya ada orang yang bertobat dan bergabung dengan jemaat Kristus.

Dalam buku ini sudah banyak bahan yang diberikan, namun pasti ada juga referensi buku lain maupun kursus pekabaran Injil yang dapat dikelola secara mandiri maupun dengan bantuan sekolah-sekolah teologi. Yang terutama adalah membangun keyakinan dan kepercayaan pribadi panitia. Inilah sumber utamanya. Dari sumber itu akan mengalir sikap yang mampu untuk memimpin penginjilan gereja di dalam lingkungan gereja, untuk membangun jemaat di bidang misi gereja

LEBIH KREATIF LEBIH INOVATIF LEBIH ANTUSIAS

Bersama-sama dengan majelis, panitia ini menentukan syarat-syarat yang akan dipenuhi bagi mereka yang minta dibaptis. Biasanya mereka dimohon untuk mengikuti pendidikan iman (katekisasi) khusus bagi orang dewasa:

① isi Alkitab ② sejarah keselamatan ③ ringkasan singkat ajaran gereja

background image

Membina Panitia Perintisan Gereja Baru (Dekat)

Tugas ”perintisan gereja baru” tidak dapat dilakukan oleh seorang diri, atau perorangan. Proses itu membutuhkan

  • pengetahuan (keahlian) yang memadai mengenai: ○ misi Allah di dunia
    ○ misi umat Allah dalam rangka itu
    ○ misi khusus untuk mengabarkan Injil
    ○ bentuk dan isi gereja yang akan dibangun
    ○ syarat-syarat bagi kemandirian gereja baru
    ○ kebijaksanaan pembiayaan proses ini
    ○ posisi gereja baru pascakemandiriannya
  • struktur untuk mewadahi proyek ini secara bertanggung jawab ○ siapa yang berwewenang untuk mengambil keputusan?
    ○ siapa yang mengembangkan visi, misi, dan strategi?
    ○ siapa yang menetapkan utusan-utusan?
    ○ siapa yang merumuskan instruksi para utusan?
    ○ siapa yang memonitor penyelenggaraan rencana?
    ○ siapa yang berwenang bertindak siasat?

Tugas panitia ini lebih sulit daripada tugas panitia sebelumnya. Mereka harus memberi supervisi proyek-proyek perintisan jemaat baru di tengah masyarakat di wilayah gereja. Panitia membutuhkan pengetahuan cukup mengenai visi, misi, strategi yang diperlukan untuk perintisan gereja. Syarat apa yang harus dipenuhi gereja baru? Kapan gereja baru itu resmi dibangun mandiri? Siapa pengambil keputusan saat itu? Bagaimana dengan kepemimpinan para utusan; pendidikan, pembiayaan, peralatan mereka? Bagaimana mengaudit pekerjaan mereka supaya kerjanya dapat diandalkan dan bahaya kecurangan dan ketidakpatutan dapat dicegah? Bagaimana menetapkan kriteria alkitabiah dan membangun pema haman mengenai jadwal proses, dan mengatur komunikasi dan evaluasi di semua tingkat dan kepada semua pihak yang terlibat (”stakeholders”)?

Segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur

1 Korintus 14:40

background image

Kerja Sama Oikumenis untuk Merintis Gereja Baru

”Zending” artinya ”pekabaran Injil; usaha-usaha Protestan menyebarkan agama Kristen; badan-badan penye lenggara (misi) penyebaran agama Kristen” (menurut KBBI). Pada masa kini kata ”Zen ding” terasa kuno dan mengingatkan kita kepada masa lalu, di mana ada banyak ”zendeling” sebagai penyelenggara ”zending”.

Mereka datang dengan mandat untuk mengabarkan Injil, membaptis orang-orang yang bertobat, dan merintis gereja hingga mandiri.

Ungkapan singkat ini memperlihatkan misi gereja di negara lain yang jauh kepada masyarakat yang berbahasa lain, yang kebudayaannya lain, maupun yang agamanya lain.

Pada abad ke-21, ”zending” seperti ini hampir tidak ada lagi, karena di semua negara gereja sudah ada. Jadi, pekerjaan misi gereja di negara itu adalah tugas gereja nasional. Jika perlu, maka gereja itu dapat meneruskan misinya dengan kerja sama yang dengan gereja lain di dunia. Kerja sama itu disebut partnership oikumenis.

Contoh: gereja di Indonesia ingin mengabarkan Injil dan merintis gereja baru di wilayah-wilayah kepada orang yang belum dengar Injil, misalnya, masyarakat kampung kota tertentu. Karena sendiri saja tidak cukup mampu, mereka ingin bekerja sama dengan gereja lain, misalnya, di Korea, Belanda, Amerika Serikat, atau Jerman. Panitia setempat yang siap menangani proyek ini dan yang ingin bekerja sama dengan gereja lain (misalnya, bantuan berupa tenaga, atau kebutuhan lain) membutuhkan kebijakan tertentu. Kalau tidak, maka seluruh proyek ini gampang celaka dan hubungan persaudaraan de ngangereja-gereja lain terlukai.

Kerja sama (partnership) di bidang ini memerlukan pemahaman dalam segala macam ide, konsep, prinsip yang terlibat. Saya hanya mencantumkan pada gambar di sebelah istilah-istilah yang sudah menjadi jargon di bidang yang rumit ini sehingga Anda mendapat kesan bahwa pekerjaan ini membutuhkan pendidikan di tingkat tinggi, profesional, dan rapuh karena amatir.

background image

Pendidikan dan Persiapan Utusan-utusan PI

Karena rumitnya tugas mengabarkan Injil dan perintisan gereja baru, maka para pekerja yang diutus di bidang ini butuh pembekalan di tingkat pendidikan yang memadai untuk tugas yang dipercayakan kepada mereka. Sekolah menengah teologi Kristen (SMTK) meletakkan dasar pertama, tetapi tidak cukup untuk menjadi penginjil. Kondisi dan situasi proyek PI bia sa nya membutuhkan kualitas pendidikan yang lebih tinggi.

Sekolah tinggi teologi (STT) meletakkan dasar yang lebih baik, asal sikap, motivasi dan keyakinan batiniah cukup mendapat perhatian juga. STT biasanya mencakup pengetahuan umum Alkitab, Gereja, Dog-matika, Etika, dan Teologi Praktis.

”Misiologi” (sebagai submata pelajaran Teologi Praktis) akan berisi

① Dasar Alkitabiah Misi; ② Sejarah Misi (Zending); ③ Komuni-kasi Injil dalam Kebudayaan lain (Kontekstualisasi); ④ Motivasi Misi;

⑤ Tujuan Misi; ⑥ Saran dan Metode Misi; ⑦ Perkembangan Oiku-mene; ⑧ Gotong Royong Oikumenis.

Lulusan STT yang dikhususkan untuk misi gereja, masih membu-tuhkan spesialisasi dan konsentrasi lebih. Spesialisasi dan persiapan untuk para utusan (khususnya mereka yang ke luar negeri untuk bertugas sebagai perintis gereja), akan diminta

① memperdalam pengetahuan di semua bidang Misiologi ini; ② Me-nyadari aspek-aspek Praktis Misi; ③ Studi Wilayah Target dan Kebuda-yaannya (Histori; Kultur; Antropologi; Sosiologi); ④ Keterampil an Ko-munikatif; ⑤ Akulturasi; ⑥ Keterampilan Edukatif dalam Kebudaya an Asing; ⑦ Keterampilan Edifikasi Gereja; ⑧ Kerumitan dan Implikasi Partnership; ⑨ Kerumitan Kemandirian Finansial; ⑩ Fase-fase Proses PI dan Cara-cara untuk menuju Tujuannya; ⑪ Menikmati Persekutuan Interkultural Oikumene; ⑫ Bagaimana melimpahkan Gloria Dei melalui semuanya ini. Karena itulah tujuan pertama dan utama.

Halaman ini memperlihatkan bobotnya pendidikan yang diperlukan dalam misi dan perintisan gereja yang lebih rumit, sebab sosial, ekonomi, antropologi, kultur, adat, bahasa semua itu sangat berbeda.

background image

Kompetensi Gereja Induk

Semua persyaratan tadi dapat menakutkan kita. Jika pekerjaan itu begitu sulit dan rumit, siapa yang masih berani memulainya? Lagi pula, pendidik an tinggi tidak secara otomatis memproduksi tenaga-tenaga misi yang baik. Seseorang dengan pendidikan tinggi mudah terjatuh dengan sikap sombongnya. Sedangkan, yang diperlukan adalah tabiat orang yang tahu bekerja sama, membangun dan memimpin tim, dan pada akhirnya rela untuk mengundurkan diri. Sikap yang sombong dapat menghambat kemandirian jemaat baru karena menciptakan ketergantungan yang kurang sehat. Pendidikan apa pun bisa dipilih (tinggi, menengah, atau dasar), yang penting gereja induk memiliki kompetensi sebagai berikut:

  • kompetensi misioner: kemampuan untuk mengabarkan Injil melalui komunikasi interkultural;
  • kompetensi hermeneutis: kemampuan untuk menerjemahkan kebenar an Alkitab ke dalam konteks yang berbeda dari konteksnya sendiri (dan adatnya sendiri);
  • kompetensi institusional: kemampuan untuk mendirikan dan memimpin suatu organisasi yang baru;
  • kompetensi kepemimpinan: kemampuan untuk membimbingorang-orang, kelompok-kelompok, dan organisasi itu kepada tujuan-tujuan dan melalui strategi yang ditetapkan;
  • kompetensi homiletis: kemampuan untuk berpidato atau berkhotbah secara menarik bagi orang Kristen dan bukan Kristen;
  • kompetensi liturgis: kemampuan untuk menciptakan suasana yang sepatutnya untuk beribadah dalam konteks kelompok targetnya.
  • kompetensi pastoral: kemampuan untuk bergaul secara baik untuk mendukung, menghiburkan, dan mengajar orang;
  • kompetensi diakonal: kemampuan untuk melayani orang yang butuh pelayanan sesuai dengan kebutuhan mereka;
  • kompetensi ekklesiologis: kemampuan untuk mengatur pekerjaannya secara gerejani dalam kerja sama dengan badan gerejani yang mengurus proyeknya.
background image

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    G. Riemer
  3. ISBN:
    978-602-1006-52-8
  4. Copyright:
    LITINDO © 2021
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih