Di dalam bab 8, kita sudah membahas tentang nabi-nabi dalam Perjanjian Lama, khususnya sifat nubuat Perjanjian Lama, panggilan nabi-nabi, dan penempatan historis kitab-kitab mereka. Kita sudah melihat bahwa nabi-nabi itu berbicara atas nama Allah kepada bangsa Israel dalam situasi konkret tertentu. Bersamaan dengan itu, ada juga berbagai petunjuk mengenai masa depan. Tujuannya bukan hendak memberitahukan umat Israel hal-hal yang menarik tentang masa depan, melainkan untuk memperlihatkan kepada mereka perbuatan-perbuatan besar yang akan diadakan Allah di masa depan. Kebanyakan nabi menubuatkan hukuman Allah atas dosa. Namun, justru di tengah-tengah penghukuman, masih terdengar firman yang memperlihatkan Allah yang tetap setia dan akan menyelamatkan umat-Nya.
Kita sudah melihat bahwa nubuat-nubuat Perjanjian Lama harus dibaca secara rohani. Itu berarti:a. Nubuat-nubuat harus dimengerti dalam konteks peperangan antara keturunan perempuan dan keturunan ular. Hukuman Allah datang kepada bangsa Israel yang semakin lama malah menyembah berhala dan mengikuti pola hidup keturunan ular. Juga jelaslah bahwa tetap ada ”sisa”, yakni separuh bangsa yang tetap setia kepada Tuhan. Melalui sisa itulah Tuhan akan menggenapi janji-Nya mengenai kelahiran Anak Agung dari keturunan perempuan. Melalui Anak itu, akan ada pengharapan untuk umat Allah, dan akan ada pembinasaan total terhadap si ular dan keturunannya.
b. Penghukuman dan keselamatan yang diberitahukan para nabi pada masa itu dirumuskan dengan kata-kata dan simbol-simbol yang diam bil dari konteks (waktu dan situasi) dunia nabi saat itu. Kita yang hidup di masa yang berbeda bisa menarik garis merah dari situ ke penghakiman terakhir dan keselamatan kekal yang dijanjikan Tuhan.
Dalam pasal ini, kita akan memperlihatkan garis merah itu melalui fokus pada topik-topik berikut:
Sejak janji induk (lih Kej 3:15), pengharapan tentang kedatangan seorang penebus telah menentukan inti pesan Alkitab (lih ps 2). Para nabi menyampaikan hukuman Allah karena dosa umat-Nya, tetapi hukuman itu tidak bersifat kekal. Allah terus memulihkan hubungan dengan umatNya, dan Ia akan mengutus Sang Penebus yang dijanjikan-Nya untuk membebaskan dan menuntun mereka. Sang Penebus itu dinamai ”Mesias”. Mesias (Mèsyikha) adalah istilah Ibrani yang berarti ”orang yang dikhususkan dan diurapi untuk tugas tertentu”. Terjemahan dalam bahasa Yunani yakni ”Kristus” (chrèstos). Kepada Daud, raja yang diurapi, Tuhan berjanji bahwa Ia akan mengukuhkan takhta kerajaan salah seorang dari keturunannya (lih 2Sam 7:12-16).
Pada masa pembuangan, takhta kerajaan Daud kosong. Tetapi, justru keadaan itu mendorong pada pengharapan bahwa Allah akan mengirim Mesias, Anak Daud yang Agung, yang akan menebus umat-Nya dan membawa penyelamatan (lih Mat 16:15-16; Yoh 1:26-27 dan 41; Kis 2:36). Apa yang diberitakan para nabi mengenai Mesias yang dijanjikan dan juga pekerjaan-Nya merupakan hal inti dalam pemberitaan mereka. Setiap aspek dalam pemberitaan mereka ada kaitannya dengan Mesias.
Ulasan singkat:
No. | Janji tentang Mesias | Petunjuk Alkitab |
---|---|---|
1. |
Allah itu setia pada janji-Nya: "Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menepati janji yang telah Kukatakan kepada kaum Israel dan kaum Yehuda. Sebab beginilah firman TUHAN: Keturunan Daud tidak akan terputus duduk di atas takhta kerajaan kaum Israel!" Kemudian: "Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka akan datang dengan gementar kepada TUHAN dan kepada kebaikan-Nya pada hari-hari yang terakhir." "Aku akan mengangkat satu orang gembala atas mereka, yang akan mengembalakannya, yaitu Daud, hamba-Ku; dia akan menggembalakan mereka, dan menjadi gembalanya." |
Yeremia 33:14, 17 Hosea 3:5; bnd Yeremia 30:9 Yehezkiel 34:23; bnd Yehezkiel 37:22-23 |
2. |
Mesias ini akan datang dari rumah kerajaan Daud yang sudah kandas dan kalah: "Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah." |
Yesaya 11:1; bnd Yeremia 23:5 dan 33:14-15; Zakharia 3:8; bnd 6:12 |
3. |
Mesias ini tidak akan lahir di Yerusalem, tetapi di Betlehem: "Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala." |
Mikha 5:1; bnd Matius 2:5-6 |
4. |
Mesias ini rendah hati: "Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda." |
Zakharia 9:9; bnd Yohanes 12:13-14 |
5. |
Mesias ini akan menderita untuk kita (meskipun dalam Yes 53, tidak ada petunjuk langsung ke takhta Daud atau Mesias) ”Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.” |
Yesaya 53:3-4 |
No. | Janji tentang Mesias | Petunjuk Alkitab |
---|---|---|
Kembali dari pembuangan Ketika tunggul Isai mengeluarkan tunas, dan taruk dari pangkalnya mengeluarkan buah ... "Pada waktu itu Tuhan akan mengangkat pula tangan-Nya untuk menebus sisa-sisa umat-Nya yang tertinggal di Asyur dan di Mesir, di Patros, di Etiopia dan di Elam, di Sinear, di Hamat dan di pulau-pulau di laut." Baik Israel maupun Yehuda akan kembali: ”Maka anak-anak Yehuda dan anakanak Israel akan berkumpul kembali dan mengangkat seorang pemimpin.” |
Yesaya 11:11; bnd Amos 9:11 dan 15 bnd Yeremia 3:18 |
|
1. |
Ia akan memperbarui umat Israel ”Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.” Ia akan menguduskan segala sesuatu: ”Pada waktu itu akan tertulis pada kerencingan-kerencingan kuda: "Kudus bagi TUHAN!" dan kuali-kuali di rumah TUHAN akan seperti bokor-bokor penyiraman di depan mezbah.” Ia akan memperbarui perjanjian-Nya. Ia akan memenuhi mereka dengan Roh Kudus: ”Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturanperaturan-Ku dan melakukannya.” |
Yesaya 43:25; bnd Yesaya 44:22; Yehezkiel 36:25 Zakharia 14:20 Yehezkiel 36:27; Yeremia 31:31 Yoel 3:1-5 |
2. |
Ia akan memulihkan Bait Suci di Sion Zakharia bernubuat tentang tanggul yang akan bertunas: ”Dialah yang akan mendirikan bait TUHAN, dan dialah yang akan mendapat keagungan dan akan duduk memerintah di atas takhtanya.” Yehezkiel menjelaskan Bait Suci di masa yang akan datang ini dengan panjang lebar. |
Zakharia 6:13a Yehezkiel 40–48 |
3. |
Ia akan membawa damai (syalom) Di dalam Kerajaan-Nya tidak akan ada lagi peperangan: ”... maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.” Damai dan keadilan akan memerintah: ”Tetapi mereka masing-masing akan duduk di bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya ....” Ia akan memberikan kesuburan dan kemakmuran: ”Mereka akan datang bersorak-sorak di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan TUHAN, karena gandum, anggur dan minyak, karena anak-anak kambing domba dan lembu sapi ....” ”... Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman TUHAN. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang nyaring.” Ia akan membebaskan dan menyembuhkan manusia: ”untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan ....” Segala sesuatu akan menjadi baru: ”Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersamasama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya.” ”Ya, TUHAN, orang-orang-Mu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula ....” ”Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru ....” |
Yesaya 2:4; Mikha 4:3 Mikha 4:4; bnd Zakharia 3:10 Yeremia 31:12, 14; bnd Hosea 2:21-22 Yesaya 51:3; bnd Yesaya 60:17; 62:8-9 Yesaya 42:7; bnd Yesaya 61:1-3; Lukas 4:17-21 Yesaya 11:6 Yesaya 26:19 Yesaya 65:17-25; 66:22; dan Wahyu 21:1 |
Mesias yang dijanjikan; hamba Tuhan
Di kemudian hari pada masa gereja mula-mula, inti pemberitaan para rasul: Yesus dari Nazaret adalah Mesias yang dijanjikan. Namun, sejak awal kehidupan Yesus sudah tampak jelas bahwa pengharapan akan Mesias menurut perspektif orang-orang Yahudi tidak memberi tempat bagi seorang Mesias yang menderita. Mereka hanya mengharapkan sosok Mesias yang sangat berkuasa, Kerajaan-Nya aman, adil, dan sebagainya.
Padahal, mereka seharusnya mengetahui bahwa Mesias harus menderita, karena hal itu sudah diberitahukan di dalam seluruh Perjanjian Lama sejak Musa (menurut Yesus, Luk 24:25-27). Nubuat Yesaya (msl, Yes 53) tentang Mesias yang menderita sudah sangat jelas, khususnya ketika Yesaya menyebut kedatangan ”Hamba Tuhan”. Orang yang hanya mengenal Perjanjian Lama akan bertanya kepada diri sendiri, ”Siapakah hamba ini?”
Terkadang ada dugaan bahwa Yesaya menunjuk kepada dirinya sendiri (lih Yes 49:1). Lalu muncul pemikiran, apakah Yesaya mengacu pada bangsa Israel sendiri sebagai hamba tersebut (lih Yes 49:3). Di dalam Perjanjian Baru menjadi jelas bahwa Yesus telah menggenapi nubuatnubuat ini. Dialah Hamba Tuhan yang sesungguhnya. Hal itu tertuang amat jelas dalam cerita di Kisah Para Rasul 8 tentang seorang sida-sida Etiopia yang mengunjungi Yerusalem. Dalam perjalanan pulangnya, ia sedang membaca Yesaya 53 ketika Filipus sedang lewat di situ. Lalu sidasida itu bertanya kepada Filipus: ”Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?”
Maka Filipus mulai menerangkan tentang Yesus. Ia memakai seluruh Yesaya 53 sebagai dasar penerangannya. Kesimpulannya jelas: Yesus adalah Hamba Tuhan.
Banyak orang Yahudi tidak dapat menerima fakta bahwa ”Hamba Tuhan” dan ”Mesias dari rumah Daud” adalah orang yang sama. Padahal, ada banyak kitab yang menekankan hal itu sebagai fakta:
Pada awal Alkitab sebenarnya sudah tersirat bahwa Allah menghendaki suatu dunia yang penuh dengan orang-orang yang menyembah Dia. Kemudian pada akhir Alkitab menjadi nyata bahwa Allah memang merealisasikan tujuan itu: ”... suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat dihitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan umat dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka” (Why 7:9).
Melalui sejarah Alkitab, kita dapat melihat apa yang telah Allah kerjakan untuk mencapai tujuan-Nya. Sejak awal Ia sudah bekerja untuk mengumpulkan orang banyak tersebut. Dalam sejarah ini kita dapat melihat beberapa fase; sampai Kejadian 11, semua bangsa diperhatikan. Di dalamnya jelas bahwa orang-orang yang menyembah Allah (keturunan perempuan) merupakan minoritas yang jumlahnya sangat kecil.
Setelah pembangunan Menara Babel, Allah menghancurkan kesatuan umat manusia dan untuk sementara waktu, Ia mempersempit perjanjian-Nya hanya kepada satu orang, Abraham, dan pada satu bangsa yang akan lahir dari keturunannya. Di dalam semuanya itu tujuan-Nya tetap sama, yaitu umat manusia baru dan berasal dari semua bangsa di dunia. Ketika Yesus datang, maka perkataan Allah kepada Abraham menjadi jelas dan nyata: ”Olehmu semua bangsa akan mendapat berkat” (lih Kej 12:1-3; Gal 3:8-9). Pada hari Pentakosta, kutuk Babel diputarbalikkan (”... dan setiap orang mendengar mereka berbicara dalam bahasa mereka sendiri”). Sejak saat itu, Allah mengumpulkan umat-Nya dari semua bangsa; orang-orang non-Yahudi, Samaria, dan sebagainya, semua dapat dihitung sebagai anak-anak Abraham karena iman mereka kepada Yesus Kristus.
Berdasarkan skema ini, maka berbagai aspek dalam nubuat-nubuat tentang orang Israel dan bangsa-bangsa lain dapat dijelaskan seperti berikut:
Allah adalah Raja atas segala bangsa
Jelaslah dari kitab nabi-nabi bahwa Allah sebagai Pencipta dunia juga adalah Raja dunia. Semua bangsa ada dalam kekuasaan-Nya. Dan Israel hanyalah satu bangsa kecil yang sangat lemah bila dibandingkan dengan kerajaan-kerajaan lain. Namun, di saat bangsa-bangsa lain menyembah ilah-ilah teritorial mereka, para nabi Israel justru memperlihatkan sosok Allah yang adalah Tuhan dan Raja semesta alam (bnd Yes 40:12-26; Yer 10:1-6; 18:7-10; Am 8:7).
Penghakiman bangsa-bangsa
Pada masa Perjanjian Lama (setelah Menara Babel), bangsa-bangsa lain terhitung sebagai keturunan ular yang berdiam di dalam wilayah kekuasaan ular. Meskipun Allah memakai mereka untuk menghukum umatNya (lih Yes 10:5; Yer 25:9; Hab 1; dll), mereka tetap akan mendapat hukuman Allah. Ia akan menghakimi bangsa-bangsa pada hari Tuhan (lih Yes 10; 13–24; Yl 4:1-3; Nah; Hab 2; Zef 2:1-15).
Penghakiman bangsa-bangsa berarti pembebasan bagi umat-Nya.
Baik Yesaya maupun Yeremia memberitahukan kejatuhan Babel untuk menghibur umat Allah dan menyampaikan pembebasan mereka (lih Yes 13–14; Yer 51:10, 36-40, 49-53). Hal yang sama dapat dilihat dalam Kitab Wahyu: Babel jatuh (lih Why 17–19), sedangkan Yerusalem tetap ada untuk selama-lamanya (lih Why 21–22).
AIR BAH BABEL ISRAEL
Penebusan bangsa-bangsa
Para nabi tidak hanya berbicara tentang penghakiman bangsa-bangsa. Adakalanya, mereka bernubuat tentang penebusan bagi bangsa-bangsa lain. Setelah Yesaya memberitahukan penghukuman Allah secara panjang lebar (lih Yes 13–24), secara tidak terduga ia melanjutkan dengan menubuatkan penebusan bagi bangsa-bangsa lain. Bandingkan juga dengan Zefanya 3:9, dan seterusnya.
Jika kita berbicara tentang penebusan bagi bangsa-bangsa nonYahudi, maka ada dua pola:
Di satu sisi, ada nubuat yang menyatakan bahwa bangsa-bangsa lain harus pergi ke Yerusalem dan menemukan penebusan mereka di sana. Demikianlah Yesaya dan Mikha menubuatkan bahwa banyak suku bangsa akan ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, ”supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan firman Tuhan dari Yerusalem” (lih Yes 2:2-5; Mi 4:1-3). Zakharia juga menubuatkan bahwa sepuluh orang dari berbagai bangsa dan bahasa akan memegang kuat-kuat punca jubah seorang Yahudi dengan berkata, ”Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu!” (lih Za 8:20-23). Nubuatnubuat (penyelamatan segala bangsa) ini dirumuskan dengan memakai perumpamaan-perumpamaan yang dapat direspons pada masa itu. Jadi, bangsa-bangsa non-Yahudi menemukan penyelamatan mereka di sekitar Yerusalem dan Bait Suci yang ada di dalam kota tersebut.
Lalu di sisi lain, ada nubuat yang menyatakan bahwa keselamatan bagi segala suku bangsa di dunia akan keluar dari Sion dan tersebar ke seluruh dunia. Di dalam Kitab Yunus, kita sudah menemukan hal ini. Yunus ditugaskan untuk pergi ke pusat dunia pada masa itu, yakni Niniwe. Pesannya ternyata sangat berdampak, bahkan melebihi dampak nubuat di tengah bangsa Tuhan sendiri. Hal ini lebih jelas lagi dalam nubuat-nubuat Yesaya tentang ”Hamba Tuhan yang menderita”. Mengenai Dia dikatakan: ”.... Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi” (Yes 49:6) dan ”Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan pa-
tah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya” (Yes 42:4).
Melalui Perjanjian Baru kita mengerti bagaimana nubuat ini digenapi. Berita tentang Mesias sebagai Penyelamat seluruh dunia tentu tersebar sampai ke ujung bumi dan berhasil, sehingga sejumlah besar orang yang tidak terhitung banyaknya dan yang berasal dari berbagai bangsa, suku, dan bahasa, akan hidup bersama di Yerusalem baru dan bumi yang baru.
Tempat yang dipilih Allah sebagai tempat kediaman-Nya merupakan pusat tanah perjanjian. Allah turun untuk berdiam di tengah-tengah umat-Nya di dalam Bait Suci, di atas Bukit Sion, dan di Kota Yerusalem. ”Sion” adalah nama satu gunung dari gunung-gunung yang di atasnya Kota Yerusalem dibangun. Nama ini juga dipakai untuk mengacu bukit yang di atasnya Bait Allah dan istana Daud dibangun, dan bahkan untuk mengacu seluruh Kota Yerusalem.
Seluruh Alkitab berbicara banyak tentang hubungan Allah dengan umat-Nya. Sangat masuk akal jika tempat tinggal-Nya diberi banyak perhatian. Ketika kita membicarakan tentang tempat kudus (Tabernakel dan Bait Suci), ada dua elemen yang menarik perhatian. Yang pertama, Allah mau berdiam di tengah umat-Nya; yang kedua, hal itu (Allah berdiam di tengah umat-Nya) tidak dapat dianggap sebagai sesuatu yang otomatis. Bait Suci adalah tempat terjadinya pendamaian. Dan pendamaian itu memungkinkan Allah yang Mahakudus tinggal di tengah umat-Nya yang berdosa.
Di dalam Kristus dua elemen ini menyatu. Dialah Firman yang telah menjadi manusia, yang diam di antara kita (lih Yoh 1:14); dan juga Anak Domba yang dipersembahkan untuk pengampunan dosa umat-Nya.
Apa yang kita baca dalam kitab-kitab para nabi tentang Bait Suci? Pertama-tama, mereka menegur umat Israel yang sering beribadah di Bait Suci, namun pada saat yang sama tidak berpegang teguh pada perjanjian Allah. Karena itu, mereka menubuatkan kehancuran Yerusalem dan Bait Suci (lih Yer 7; Yeh 8–10; Mi 3). Meskipun demikian, mereka juga menubuatkan suatu perjanjian baru yang akan dibuat Mesias. Inilah nubuat mereka:
Bagaimana nubuat-nubuat ini harus ditafsirkan? Akankah ada Bait Suci lagi yang dibangun di atas bukit Rumah Tuhan? Akankah Bait Suci seperti yang dilihat Yehezkiel dalam penglihatannya (lih Yeh 40–48), dan yang belum pernah dibangun dalam bentuk yang demikian kelak benarbenar dibangun? Banyak ahli teologi berkesimpulan demikian. Akibat kesimpulan itu, nubuat tentang Bait Suci dianggap hanya berhubungan dengan masa depan; dan menaruh perhatian pada apa yang masih akan terjadi di Kota Yerusalem, di negara Israel masa kini, dan di bukit Rumah Tuhan; di atas Sion.
Akan tetapi, siapa yang belajar memahami nubuat tersebut secara rohani akan menemukan pesan yang lebih kaya dan lebih tersentuh secara pribadi. Sebagai contoh, kita berfokus lagi pada Bait Suci yang dilihat Yehezkiel dalam penglihatan. Secara khusus kita perlu berpikir, apakah sebenarnya pesan nubuat Yehezkiel ini kepada para pendengar pertama yang hidup pada masa itu? Dalam konteks ini, para pende ngar pertama itu berada dalam pembuangan. Berita tentang pemusnahan Yerusalem dan Bait Suci telah menghancurkan pengharapan mereka. Maka Yehezkiel menubuatkan bahwa Allah tidak melupakan mereka dan akan memulihkan perjanjian-Nya; Ia akan kembali berdiam di antara umat-Nya; suatu Bait Suci baru akan dibangun dan jauh lebih indah daripada yang lama yang telah dihancurkan. Itulah arti penglihatan tentang Bait Suci yang sangat mulia itu.
Kapan penglihatan itu digenapi? Penggenapan yang pertama terjadi pada saat bangsa Israel kembali dari pembuangan. Bait Allah dibangun kembali dan Tuhan kembali berdiam di tengah-tengah umat-Nya. Tetapi, sudah jelas bahwa ”penggenapan pertama” itu bukanlah penggenapan yang sempurna. Penggenapan itu menjadi sempurna ketika Yesus Kristus datang ke dunia ini. Ia berkata tentang diri-Nya sendiri: ”Aku adalah Bait Suci”, sebab di dalam Dia Allah berdiam di antara kita. Ia sendiri memenuhi kurban persembahan dengan jalan menjadikan diri-Nya sendiri satu-satunya kurban pendamaian. Dari Bait Suci yang dilukiskan dalam penglihatan Yehezkiel, mengalirlah sungai kehidupan, dan itu pun digenapi oleh Yesus (lih msl, Yoh 7:37-39) dengan jalan mencurahkan Roh Kudus yang menghidupkan kembali yang sudah mati.
Tetapi, di mana kita menemukan Bait Suci itu di masa kini? Pertama-tama, di surga, di mana Yesus telah masuk ke dalam tempat kudus yang paling utama. Namun, dari sana Ia telah memberikan RohNya yang tinggal di dalam hati orang Kristen dan di dalam jemaat. Oleh karena itu, setiap orang percaya dan setiap jemaat adalah Bait Suci. Dan nanti, pada saat Yesus datang kembali, langit dan bumi akan menjadi satu. Pada saat itu tempat tinggal Allah akan ada bersama-sama dengan manusia, dan Ia akan hidup bersama mereka (lih Why 21:3); sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu (lih Why 21:22).
Seperti halnya bagi pendengar pertama, pada masa kini kehidupan di dunia dapat memberi kesan seolah-olah kita hidup dalam pembuangan. Kadang kala, Allah terasa sangat jauh dari kita. Padahal nubuat Yehezkiel penuh dengan penghiburan. Karena itu, kita boleh melihat dan memiliki pengharapan akan Bait Suci yang baru, yakni Allah tinggal bersama-sama dengan kita. Sesungguhnya hal itu sudah mulai tergenapi dalam kehidupan kita, dan akan digenapi secara sempurna di kemudian hari, di bumi baru dan di Kota Yerusalem yang baru.
Jika Alkitab berbicara tentang tempat kediaman Allah di tengah-tengah umat-Nya, maka kita bisa menarik benang merahnya sejak permulaan Alkitab hingga selesai:
Akan ada satu hari di mana Tuhan akan menyatakan diri-Nya dan akan menghukum musuh-musuh-Nya, serta menebus umat kepunyaan-Nya.
Hari itu disebut ”hari Tuhan” (yom Yahwe). Tetapi, hari tersebut terkadang hanya disebut dengan ”hari itu” (lih Am 8:9; Mat 7:22), atau ”hari besar” (lih 2Tim 1:12, 18) atau hanya ”harinya” (lih Yeh 7:10; Ibr 10:25) sebagai hari kedatangan Tuhan.
Hari penghakiman―juga bagi umat Allah
Kitab Amos memperlihatkan bagaimana umat Allah menanti-nantikan hari Tuhan sebagai hari penghakiman bagi musuh-musuh mereka (lih Am 5:18). Hari Tuhan memang akan membawa penghukuman bagi bangsa-bangsa. Ia akan murka terhadap musuh-musuh umat-Nya seperti Babel (lih Yes 13), Edom (lih Ob), dan bangsa-bangsa (lih Yl 3; Za 12). Dan penghukuman ini juga membawa penebusan bagi umat Allah. Tetapi, bukan berarti hari Tuhan hanya berisi penebusan bagi umat Allah! Sesungguhnya, akan ada penghukuman juga bagi bangsa itu sendiri.
Amos melukiskan bahwa orang-orang Israel akan dihukum karena segala kesalahannya. Mereka telah meremehkan pemilihan dan perjanjian Allah (lih Am 3:1, dst). Mereka telah memilih berhala, ketidakadilan, dan dosa. Karena itu, hari Tuhan juga akan membawa penghakiman dan penghukuman bagi mereka (lih Am 5:18-20; 8:9-10). Hanya ”sisa” bangsa itu yang akan selamat (lih di bawah ini). Yang dimaksud dengan ”sisa” adalah semua orang yang mau bertobat (lih Yes 10:20; Yl 2:12-13). Mereka yang mencari Allah akan diselamatkan (lih Am 5:4, 6, 14-15).
Nabi-nabi yang lain juga menemukan pesan yang sama:
- Yesaya 6:6-22 - Yehezkiel 7 - Yoel - Obaja 16 - Zefanya 1 - Maleakhi 3–4 |
hari Tuhan, penghakiman bagi umat Allah hukuman Allah untuk bangsa Israel penghakiman untuk Israel (1–2) dan untuk segala bangsa (3) pertama-tama hukuman Allah untuk Israel, kemudian untuk Edom Tuhan datang untuk menghakimi seluruh dunia, juga Yehuda dan Yerusalem pada hari itu Tuhan akan mengadakan perhitungan dengan para pelaku kejahatan |
Beberapa aspek hari Tuhan
Hari Tuhan akan menjadi hari yang mengerikan dan dahsyat melebihi yang dapat kita pikirkan. Itulah sebabnya Alkitab memakai berbagai lambang untuk menyiratkan hari tersebut. Berikut ini beberapa contoh:
– Hari murka Allah
Pada hari tersebut murka Allah akan turun ke atas setiap orang yang telah berbalik dari Dia. Hari itu merupakan hari yang mengerikan bagi setiap orang yang tidak menaruh percayanya kepada Tuhan. ”Dan Ia akan masuk ke dalam lekuk-lekuk di gunung batu dan ke dalam celah-celah di bukit batu terhadap kedahsyatan Tuhan dan terhadap semarak kemegahan-Nya, pada waktu Ia bangkit menakut-nakuti bumi” (Yes 2:21; bnd Yes 2:10; Zef 1:15; Why 6:15).
– Hari perendahan manusia dan pemuliaan Allah
Pada hari itu Allah akan merendahkan semua orang yang berkuasa dan angkuh, sekaligus memperlihatkan kekuasaan dan kemuliaanNya: ”Sebab Tuhan semesta alam menetapkan suatu hari untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh serta menghukum semua yang meninggikan diri, supaya direndahkan” (Yes 2:12; lih juga ayat 17; bnd Yeh 7 dan Zef 1:2-17).
– Hari yang menyala seperti perapian
Pada hari itu Allah akan menghancurkan dunia dengan api: ”Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman Tuhan semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka” (Mal 4:1; bnd Ob 18; 1Kor 3:13; 2Ptr 3:7).
– Matahari, bulan, dan bintang-bintang akan guncang
Pada hari itu semesta alam dan segala kuasanya akan terguncang dalam penghakiman Allah, ”Sebab bintang-bintang dan gugusangugusannya di langit tidak akan memancarkan cahayanya; matahari akan
menjadi gelap pada waktu terbit, dan bulan tidak akan memancarkan sinarnya” (Yes 13:10). Dan ”Pada hari itu akan terjadi,” demikianlah firman Tuhan Allah, ”Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah” (Am 8:9). Semuanya ini memperingatkan kita juga pada peristiwa Golgota pada saat kematian Kristus (bnd Yl 4:15; Yeh 32:7; Mat 24:29; Why 6:12-13).
– Hari itu akan membawa penebusan!
Sangat mencolok ketika kita mulai berpikir bahwa Allah akan menghancurkan segala sesuatu dan semua manusia, tiba-tiba terbitlah matahari penebusan. Terang itu mulai menyinari pengharapan, bahkan pembaruan total yang akan datang: ”Maka kamu akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, adalah Allahmu, yang diam di Sion, gunung-Ku yang kudus. Dan Yerusalem akan menjadi kudus, dan orangorang luar tidak akan melintasinya lagi. Pada waktu itu akan terjadi, bahwa gunung-gunung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu, dan segala sungai Yehuda akan mengalirkan air; mata air akan terbit dari rumah Tuhan dan akan membasahi lembah Sitim” (Yl 3:17-18). Lihat juga Maleakhi 3:20; Yesaya 13–14, serta Obaja, di mana kita mendengar bahwa hari Tuhan akan membawa penghukuman bagi bangsa-bangsa (Babel/Edom), tetapi damai sejahtera bagi umat Allah. Maka Tuhan akan memerintah dari Sion dan pemerintahanNya tidak akan pernah berkesudahan. Zakharia 12 menggambarkan bagaimana semua bangsa menyerang Yerusalem, tetapi Tuhan akan datang dan menghancurkan mereka (lih Yeh 38:39).
– Sebelum hari itu tiba, pekabar yang baik akan datang
Maleakhi, sebagai nabi terakhir Perjanjian Lama, memperlihatkan bahwa menjelang datangnya hari itu, ”Elia” akan datang sebagai utusan untuk mempersiapkan jalan di hadapan Tuhan: ”Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman Tuhan semesta alam. Siapakah yang dapat tahan akan
hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu” (Mal 3:1-2; bnd Mal 3:23; Mat 11:10; Mrk 1:2; Yoh 1:21).
– Hari itu akan segera datang
Perhatikanlah juga bahwa semua nabi memberitahukan bahwa hari Tuhan akan segera datang: ”Merataplah, sebab hari Tuhan sudah dekat, datangnya sebagai pemusnahan dari Yang Mahakuasa” (Yes 13:6). ”Wahai, hari itu! Sungguh, hari Tuhan sudah dekat, datangnya sebagai pemusnahan dari Yang Mahakuasa” (Yl 1:15). ”... Sebab hari Tuhan sudah dekat” (Zef 1:7).
”Suatu sisa”
Hari Tuhan akan datang dengan penghakiman dan penghancuran. Umat Allah juga mengalaminya, tetapi akan ada penebusan. Namun, penebusan itu tidak akan berlaku untuk seluruh umat. Hanya sebagian umat ”yang tersisa” yang akan luput dari penghakiman itu. Dan ”sisa” ini tidak kelihatan (lih Mi 4:7; Am 3:12; 5:3). Selain itu, ”sisa” ini terdiri atas orang-orang yang lemah (lih Mi 4:7; Zef 3:12), tetapi mereka bertobat dan menyembah Allah (lih Yes 10:20-21). Oleh karena itu, Tuhan akan menjadikan mereka bangsa yang kuat, yang akan memerintah atas bangsabangsa (lih Mi 4:7; Zef 2:7), dan Tuhan sendiri yang akan menjadi mahkota mereka (lih Yes 28:5).
Kita mengetahui tentang ”sisa” yang akan tertinggal itu, khususnya di dalam Kitab Yesaya. Yesaya sendiri memiliki seorang anak yang namanya Syear-Yasub (”yang sisa akan kembali”, lih Yes 10:21-22). Pemikiran yang sama mengenai ”suatu sisa yang tetap setia” sudah kita temukan di dalam 1 Raja-raja: ”Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia” (1Raj 19:18). Sejarah air bah juga memperlihatkan bahwa sejumlah orang yang luput dari penghukuman tidak besar (lih bab 1.6). Di dalam Roma 9–11, Paulus memakai gagasan ”sisa” untuk menjelaskan bagaimana mayoritas orang Yahudi telah menolak Yesus (lih Rm 9:7; 11:14; Yes 10:22; dan 1Raj 19:18). Melalui dan di dalam ”sisa” ini, seluruh Israel akan diselamatkan.
Seluruh Perjanjian Lama memiliki kerinduan akan Penebus yang dijanjikan (mulai Kej 3:15). Seluruh sejarah itu penuh dengan pengharapan bahwa ”keturunan perempuan” akan meremukkan kepala ular. Anak Domba akan datang untuk benar-benar membawa penebusan. Dialah nabi yang lebih besar dari Musa; Dialah Anak Daud yang dijanjikan Allah sebagai Juruselamat.
Siapa yang mempelajari dan mengimani Perjanjian Baru, akan mudah untuk mengerti bahwa semua garis kesejarahan di dalam Perjanjian Lama bertemu di dalam Yesus Kristus. Kristus merupakan tokoh sentral dalam seluruh Kitab Suci Perjanjian Lama. Dan kitab-kitab tersebut memberi kesaksian tentang Dia (lih Yoh 5:39). Maka kita juga bisa belajar merindukan penggenapannya yang lebih besar dan lebih sempurna. Setelah melewati Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, maka akan datang lagi satu hari Tuhan yang paling hebat dan indah.
Nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama dapat menolong kita untuk merumuskan pengharapan kita terhadap hari tersebut. Pada waktu itu, Yerusalem baru akan turun dari surga, dan Babel yang hebat itu akan dihancurkan. Jumlah umat Allah akan menjadi lengkap; sejumlah besar orang yang tidak terhitung banyaknya dari segala bangsa. Maka tidak akan ada lagi Bait Suci, sebab Allah sendiri dan Anak Domba adalah Bait Sucinya. Maranata!
1. Sang Mesias
Dengarkanlah bersama-sama (kalau ada) oratorium Mesias dari G.F. Handel atau Young Mesiah dari Tom Parker. Oratorium disusun Handel dari berbagai nas Alkitab yang mengacu kepada Mesias. Setelah mendengar, bacalah bersama-sama nas-nas tersebut dari Alkitab. Apakah yang kita pelajari di sini tentang Mesias?
2. Keselamatan yang dikerjakan Mesias
Dalam bab 9.2, ditemukan sejumlah petunjuk yang mengarah pada kedatangan Mesias dan keselamatan yang dikerjakan-Nya. Persiapkanlah terlebih dahulu sejumlah kartu kecil, dan tuliskanlah di atas setiap kartu suatu nas rujukan. Gantungkanlah dua kertas besar. Tuliskan di atas satu kertas: ”Mesias”, dan di atas kertas yang kedua: ”Keselamatan yang dikerjakan-Nya”.
Bagilah para peserta secara berpasangan. Kemudian setiap pasangan mendapat satu kartu dengan nas rujukan Alkitab. Mereka mencari nas tersebut, mendiskusikannya, kemudian menuliskan dalam kata-kata kunci di kertas ”Mesias”, apa yang nas katakan tentang Dia, dan di kertas lain, apa keselamatan yang dikerjakan-Nya. Setelah selesai satu kartu, lalu mereka mendapat kartu berikutnya. Jika semua kartu telah selesai, maka para peserta bisa membahasnya dan memuji Tuhan.
3. Nas kuartet Mesias
Bentuklah lima kelompok. Setiap kelompok diberikan satu bagian kitab nabi, yaitu:
Masing-masing kelompok mencari empat nas Alkitab yang berbicara tentang Mesias dan keselamatan yang akan dikerjakan-Nya. Setiap kelompok mendapatkan empat kartu (ukuran kartu remi, A6). Berdasarkan 4 nas yang telah mereka pilih, mereka membuat empat kartu kuartet. Nama satu kuartet (yakni 4 kartu kelompok itu) adalah nama bagian yang mereka dapat (yaitu Yes 1–39; Yes 40–66, Yeremia, Hosea–Amos–Mikha, dan Zakharia). Setiap kartu memuat 1 nas (dengan sebuah ilustrasi).
Setelah selesai, cobalah memainkan hasilnya seperti permainan kuartet.
4. Menarik garis
Di dalam bab 9.4, kita bisa menarik garis mengenai ”Allah berdiam di antara manusia”. Hal itu dapat diilustrasikan dengan menuliskan hal-hal berikut di atas kertas: Taman Eden; Kemah Suci; Bait Suci di Yerusalem; Yesus: Akulah Bait Suci; Jemaat adalah Bait Suci; tidak ada Bait Suci lagi; Allah sendirilah Bait Suci.
Dalam kelompok, cobalah membuat hal serupa dengan tema-tema berikut ini:
5. Latihan memahami nubuat
Cetaklah Yehezkiel 47:1-12 di kertas ukuran folio dengan margin yang cukup luas untuk membuat catatan (taruhlah di bawahnya beberapa ayat rujukan yang dapat menolong Anda untuk mengerti bagian ini: Yl 4:1718; Za 14:8-11; Yoh 7:37-39; Why 22:1-3).
Selanjutnya, tulislah pertanyaan-pertanyaan berikut di kertas yang sama:
Diskusikanlah bagian bacaan tersebut dalam kelompok dan jawablah pertanyaan-pertanyaan ini. Setelah itu, percakapkanlah hasilnya bersama-sama.
6. Pemahaman Alkitab mengenai Kitab Zefanya
Kitab Zefanya memberitakan hari Tuhan dengan cara yang sangat mengesankan. Cobalah memahami pesan kitab ini secara bersama-sama. Mintalah seseorang untuk mendeklamasikan kitab ini. Sesudah itu, diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
Buku ini dapat dipesan langsung melalui www.penerbitbinakasih.com atau hubungi (021-4209586)