Pendahuluan

Situasi

Situasi di banyak gereja-bukan hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia-adalah sebagai berikut:

  • Pengetahuan akan isi Alkitab minim
    Banyak orang Kristen yang tidak setia membaca Kitab Suci (Alkitab) dan juga tidak mengajar anak-anak mereka untuk mengikuti Tuhan. Bagi mereka Alkitab adalah buku tertutup yang cukup disimpan di lemari.
  • Tafsiran, pemahaman, dan penalaran Alkitab dangkal
    Banyak orang Kristen yang membaca Kitab Suci tanpa mencari tahu artinya. Atau mereka menerima saja apa yang dikatakan oleh orang lain mengenai arti Alkitab. Mereka membaca untuk memenuhi kewajiban atau kebiasaan.
  • Pelayan Firman pasif, karena percaya bahwa Roh Kudus aktif
    Banyak pemberita Injil-yang bertugas menjelaskan firman Tuhan kepada umat Tuhan-yang tidak serius mendalami ayat-ayat Alkitab yang hendak disampaikan kepada jemaat. Mereka cepat puas diri dan beranggapan bahwa Roh Kudus akan menerangi pikiran mereka saat mereka berdiri di mimbar. Dengan demikian mereka mengabaikan tugas dan tanggung jawab mereka. Akibatnya, yang mereka ucapkan adalah kata-kata manusia, bukan firman Tuhan. Mereka akhirnya menjadi nabi palsu, yang berani mengatakan "demikianlah firman Tuhan", padahal itu adalah pendapat mereka sendiri.

Demikianlah situasi di banyak gereja di dunia. Apakah keadaan di sekolah-sekolah tinggi teologi atau seminari Alkitab-yang seyogianya adalah dapur gereja-jauh berbeda? Apakah para pemimpin, staf, dan dosen sepenuhnya menyadari tanggung jawab mereka dalam hal mengajar firman Tuhan? Dan apakah mahasiswa yang dididik untuk menjadi pelayan firman Tuhan, sungguh-sungguh belajar dan menerapkan apa yang mereka pelajari? Apakah mereka mengetahui isi dan sejarah Alkitab? Apakah mereka mampu menafsir, menerapkan, dan memberitakan firman Allah kepada umat-Nya?

Kenyataannya, banyak mahasiswa sekolah teologi dan seminari Alkitab yang belum pernah membaca Alkitab seutuhnya, mulai dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu. Ini sangat memprihatinkan.

Kesimpulan

Situasi itu membawa kita pada kesimpulan dalam bentuk pertanyaan, sebagai berikut:

  • Bagaimana mungkin orang Kristen yang tidak mengetahui Kitab Suci dapat bertumbuh dalam iman dan turut memba-ngun Gereja Kristus?
  • Bagaimana mungkin orang Kristen yang tidak mendalami Kitab Suci dapat menjadi saksi Injil kepada orang yang belum mengenal Kristus? Tidak mengherankan banyak gereja yang tidak lagi aktif mengabarkan Injil kepada orang yang belum percaya. Dan dalam kehidupan sehari-hari mereka sudah menjadi sama dengan dunia. Jika lampu padam, semuanya gelap (bnd Mzm 119:105).
  • Bagaimana mungkin mahasiswa STT yang tidak membaca dan menafsirkan Kitab Suci secara rinci dan mendalam, dapat menjadi pengabar firman Tuhan, baik bagi orang yang sudah percaya (demi pertumbuhan iman dan perkembangan gereja) maupun bagi orang yang belum percaya (demi pertobatan mereka dan pembangunan gereja)?

Tindakan

Untuk mencegah atau memperbaiki situasi tersebut ada beberapa tindakan yang perlu kita lakukan:

  • Membaca seluruh Alkitab sebagai buku istimewa pemberian Tuhan kepada manusia, untuk memperoleh pengetahuan akan isinya dan bahkan untuk mengenal Tuhan sendiri, lalu memuji Dia.
  • Mendalami dan menafsirkan seluruh Alkitab menurut kehendak Allah, Sang Penulisnya.
  • Memberitakan firman Tuhan sebagai "penyambung lidah Allah", yang dicerahkan oleh Roh Kudus dan bertanggung jawab sendiri.

Untuk dapat melakukan tindakan di atas, hendaklah sekolah teologi dan seminari Alkitab mengutamakan semua mata kuliah yang langsung berhubungan dengan isi dan pengetahuan Alkitab (bibliologi), yakni Studi Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB), Kanonik, Hermeneutik, Penafsiran, atau Eksegese, dan juga Homiletik (Ilmu Khotbah).

"Bahkan burung ranggung di udara mengetahui musimnya, burung tekukur, burung, layang-layang, dan burung bangau berpegang pada waktu kembali nya, tetapi umat-Ku tidak mengetahui hukum TUHAN. Bagaimanakah kamu berani berkata: Kami bijaksana dan kami mempunyai Taurat TUHAN?"
Yeremia 8:7-8a
"Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: ’Kenallah TUHAN!’ Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Allah."
Yeremia 31:33-34a
background image

Informasi Buku

  1. PDF
  2. Penulis:
    Henk Venema
  3. ISBN:
    978-602-8009-03-4
  4. Copyright:
    © LITINDO 2008
  5. Penerbit:
    Yayasan Komunikasi Bina Kasih